COVID-19 Tinggi, New York Cuma Punya Stok Ventilator untuk 6 Hari

COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Pandemi COVID-19 yang merebak di Amerika Serikat menjadi perhatian dunia beberapa waktu belakangan. Negara adidaya tersebut kini memegang rekor sebagai negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak di seluruh dunia dan angka tersebut diprediksi akan terus meningkat.

Hadiri Forum Internasional di China, KSAL Tegaskan Pentingnya Jaga Keamanan Maritim di Kawasan

Salah satu wilayah yang terinfeksi paling parah adalah negara bagian New York. Gubernur New York, Andrew Cuomo mengonfirmasi 92.381 kasus COVID-19 terjadi di negara bagian tersebut. Ia juga menyebut bahwa New York hanya memiliki stok ventilator untuk 6 hari ke depan, seperti dikutip dari laman The Guardian.

Menurut Cuomo, pemerintah federal tidak dalam posisi untuk menyediakan ventilator bagi seluruh wilayah di AS. Ketika kasus COVID-19 terus meningkat, Walikota New York City, Bill de Blasio meminta warga New York City untuk mengenakan masker wajah buatan sendiri ketika mereka keluar rumah untuk mencegah penyebaran virus.

Sempurna, Rudal Iran Mampu Hancurkan Jet-jet Tempur Siluman Amerika

"Ketika kalian memakai pelindung wajah, kalian juga melindungi orang lain," kata Cuomo.

Cuomo mengatakan warga dapat mengenakan kain syal, bandana ataupun barang apapun yang dapat melindungi wajah, tetapi jangan menggunakan masker medis karena itu dibutuhkan oleh para tenaga medis.

Israel Panggil Dubes Deretan Negara yang Dukung Palestina Jadi Anggota PBB

Langkah itu dipicu oleh penelitian terbaru, peneliti asal Singapura, yang mengatakan bahwa sekitar 10 persen infeksi baru dapat dipicu oleh orang yang membawa virus, tetapi belum memiliki gejala.

Menanggapi penelitian itu, pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC) AS mengubah definisi risiko infeksi bagi orang Amerika. COVID-19 di AS saat ini melampaui 215.000 dengan jumlah kematian hampir 5 ribu jiwa.

Cuomo meyebutkan bahwa pemerintah negara bagian telah mendistribusikan sebanyak 400 ventilator ke New York City pada Rabu malam dan akan kembali mendistribusikan ventilator berdasarkan kebutuhan pada waktu yang akan datang.

Negara bagian itu memiliki 2.200 persediaan dan Cuomo mengatakan 350 orang yang menderita paling parah datang setiap malam ke rumah sakit dan membutuhkan bantuan pernapasan.

Negara bagian New York telah mencatat sebanyak 2.373 kematian, naik 1.941 dari sebelumnya dan sekaligus menyumbang hampir setengah dari jumlah kematian di seluruh AS.

Cuomo juga mengatakan jumlah orang yang sembuh mengalami kenaikan. Hal ini tentu menjadi kabar baik yang jarang terjadi sejak lonjakan kasus yang sangat signifikan beberapa waktu belakangan.

Namun Cuomo memperingatkan negara bagian New York masih membutuhkan lebih banyak ranjang rumah sakit untuk menghadapi puncak dari COVID-19. Negara bagian tersebut sudah membangun beberapa RS darurat untuk menangani pasien COVID-19. Meskipun begitu, sang Gubernur mengatakan ia harus lebih memastikan New York memiliki cukup tenaga medis dan peralatan yang memadai.

"Ranjang dapat kita temukan, komponen yang lebih sulit adalah staf medis," tutur Cuomo.

Cuomo juga mengomentari AS yang bergantung kepada China perihal produksi peralatan medis yang penting, ia mengatakan itu adalah sebuah ironi yang kejam. Cuomo memohon kepada pelaku bisnis untuk memproduksi peralatan medis seperti jubah medis, ia berkata berani membayar mahal untuk itu.

Dalam menghadapi terjangan COVID-19, puluhan ribu tenaga medis yang sudah pensiun turun tangan untuk membantu New York dan bantuan pun datang dari berbagai penjuru, termasuk dari pemerintah federal, setelah beberapa minggu mendapat amarah dari para pemimpin New York.

Pensiunan komisaris kepolisian New York, James O'Neill juga turut membantu pemerintah kota sebagai penasihat senior yang mengawasi distribusi peralatan medis ke seluruh RS di New York City.

Pada Kamis lalu, de Blasio mengatakan bantuan terus berdatangan dari badan manajemen darurat federal (FEMA). Sebanyak 250 ambulans dan 500 EMT serta paramedis tiba dari seluruh negeri.

Bill de Blasio mengatakan bahwa New York City masih kekurangan 3,3 juta masker N95, 2,1 juta masker bedah dan 100 ribu baju medis untuk tenggat waktu hari Minggu. Namun dengan terus mengalirnya bala bantuan, ia mengatakan bahwa angka yang besar ini dapat segera dicapai.

Penulis: Dion Yudhantama

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya