Diidap Glenn Fredly, Penularan Meningitis Mirip COVID-19

Glenn Fredly.
Sumber :
  • Instagram @glennfredly309

VIVA – Musisi Glenn Fredly meninggal dunia pada Rabu, 8 April 2020 akibat meningitis atau radang selaput otak. Diketahui, penyakit meningitis dapat mempengaruhi orang-orang dari semua kelompok usia. 

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Tetapi, kelompok bayi dan anak-anak serta orang tua lebih berisiko terhadap serangan penyakit ini. Virus meningitis adalah penyebab paling umum dari kondisi. Setiap tahun sekitar 2.500 kasus bakteri meningitis, dan hampir 5.000 kasus virus meningitis, terjadi di Inggris.

Sama seperti penyakit yang tengah mewabah saat ini, COVID-19, meningitis virus juga dapat menular melalui droplets atau percikan air liur penderitanya. Tak hanya itu, imunitas yang rendah juga turut berisiko menjadi kelompok yang terserang COVID-19 dan meningitis.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

"Penularan virus penyebab meningitis umumnya terjadi lewat kontak langsung. Baik melalui batuk, bersin, ciuman, ataupun pemakaian perkakas bersama, seperti sendok atau sikat gigi. Dengan begitu, penting sekali menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah penularan," papar spesialis saraf dari Siloam Hospitals, Kebon Jeruk,dr. Frandy Susatia, SpS., dalam siaran pers, Kamis 9 April 2020.

Tak hanya itu,  penularan COVID-19 dan Meningitis juga sama-sama berisiko pada orang dengan penyakit penyerta kronis seperti diabetes dan gangguan ginjal. Penularan melalui droplets juga rentan terjadi jika lebih banyak orang yang berkumpul di satu tempat.

Viral Seekor Kambing Makan Bunga Kuburan Glenn Fredly

"Orang-orang paling berisiko terkena meningitis termasuk berkerumun misalnya sekolah, perawatan hari, merekrut militer dan mahasiswa, menimbulkan risiko meningitis," kata Frandy.

Menurutnya meningitis dapat dicegah dengan vaksinasi, deteksi dini, dan perawatan pengobatan yang baik. Frandy juga mengingatkan, tidak ada obat-obatan tradisional yang terbukti secara ilmiah dapat mengobati meningitis dan infeksi otak. Bila penderita mendapatkan penanganan yang salah, ia bisa mengalami komplikasi. Sebut saja, tuli permanen, kerusakan otak, kelumpuhan, gangguan bicara, gangguan kognitif atau kemampuan berpikir, syok, koma, sampai kematian.

“Semakin lama terdeteksi, maka penyebaran akan terjadi lebih lanjut dan menyebabkan kerusakan jaringan sekitarnya.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya