Studi Ungkap Penyebab Pria Lebih Rentan Terkena Virus Corona COVID-19

Corona Virus COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Dalam sebuah laporan belakangan ini mengenai COVID-19, diketahui lebih banyak pria daripada perempuan yang dilaporkan sebagai korban virus corona jenis baru ini. Besarnya jumlah laki-laki yang terpapar virus corona dibanding perempuan ini didasarkan pada beberapa hal. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Mulai dari gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan minum minuman beralkohol, respons kekebalan tubuh pria lebih lambat dalam melawan virus dibanding wanita, hingga kebiasaan cuci tangan yang rendah dibanding wanita. Namun, belum lama ini sebuah studi baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebut bahwa pria lebih rentan terpapar COVID-19 ini berkaitan dengan genetika.

Dilansir laman AsiaOne, dalam Laporan Morbiditas dan Mortalitas Mingguan CDC yang diterbitkan pada Senin 6 April, ditemukan bahwa prevalensi pria yang lebih tinggi terpapar COVID-19 bukan hanya di kalangan dewasa saja, tetapi di setiap kelompok umur termasuk bayi yang baru lahir, balita, dan anak-anak. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Sebanyak 57 persen responden dari studi yang dilakukan terhadap 2.500 anak laki-laki berusia 0 hingga 18 tahun itu menunjukkan bahwa faktor biologislah yang membuat anak laki-laki lebih rentan terhadap virus ini. Berdasarkan penelitian tersebut hampir sepertiga dari kasus anak yang dilaporkan terjadi pada anak antara usia 15 hingga 17 tahun.

Dari studi itu juga diketahui bahwa angka kasus COVID-19 pada anak laki-laki jauh lebih tinggi yakni sebesar 57 persen dibandingkan dengan pria dewasa sebesar 53 persen. Studi ini juga melaporkan gejala umum anak terpapar COVID-19 antara lain batuk atau demam saja. Dan hanya sebesar 5,7 persen anak yang dirawat di rumah sakit.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Data ini mendukung temuan sebelumnya bahwa anak-anak dengan COVID-19 mungkin tidak menunjukkan gejala demam atau batuk sesering orang dewasa," kata laporan itu.

Dari 5,7 persen anak-anak yang dirawat di rumah sakit umumnya lantaran adanya penyakit paru-paru kronis (seperti asma), hingga penyakit kardiovaskular.

Perlu dicatat bahwa penelitian ini tidak menyarankan bahwa orangtua sekarang harus lebih peduli terhadap anak laki-laki mereka. Para ahli mengatakan, tidak ada alasan bagi oran tua anak laki-laki untuk panik, dan sebaliknya bagi orangtua yang memiliki anak perempuan. Karena itu, para ahli merekomendasikan untuk orangtua terus melindungi anak mereka tanpa memandang status kelamin anak. 

Mereka juga menegaskan bahwa risiko anak-anak terpapar COVID-19 ini tetap sangat rendah. Faktanya, meskipun ada banyak laporan dari seluruh dunia tentang kematian terkait virus corona pada anak-anak baru-baru ini, tetapi presentase angka kematian pada anak hanya berkisar 0,1 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya