Bukan Batuk atau Demam, 4 Gejala Virus Corona yang Sering Terabaikan

Ilustrasi batuk/TBC/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/drobotdean

VIVA – Virus corona baru masih terus menyebar dan menimbulkan kewaspadaan tinggi di tengah masyarakat akan gejala yang mungkin timbul. Dengan semakin banyaknya pasien yang diserang penyakit ini di seluruh dunia, para ahli pun mulai memahami lebih dalam mengenai virus tersebut.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Beberapa gejala COVID-19 yang sudah banyak diketahui masyarakat adalag batuk, demam, dan kelelahan. Beberapa pasien juga mungkin mengalami kesulitan bernapas, kondisi yang memerlukan perawatan di rumah sakit.

Tapi, selain gejala-gejala tersebut, ada beberapa gejala ringan yang jarang diketahui yang dialami beberapa pasien positif virus corona. Berikut ini empat gejala yang bisa menjadi indikasi penyakit COVID-19 seperti dilansir laman The Sun.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Sakit perut

Kondisi perut yang buruk mungkin lebih umum dikaitkan dengan penyakit seperti norovirus. Tapi, beberapa pasien COVID-19 melaporkan mereka mengalami sakit perut sebelum mengalami gejala lainnya.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Sebuah studi baru yang dipublikasikan di American Journal of Gastroenterology menyebutkan bahwa orang bisa mengalami masalah pencernaan seperti diare, ketika terinfeksi virus corona.

Para peneliti menganalisis data dari 204 pasien dengan COVID-19 di Provinsi Hubei, China, dan menemykan bahwa 48,5 persen dari pasien tersebut tiba di rumah sakit dengan gejala pencernaan seperti diare., munctah, atau sakit di bagian perut.

Infeksi mata atau kehilangan kemampuan merasa dan mencium

Para dokter sudah memperingatkan bahwa menurunnya kemampuan indera perasa atau pencium juga bisa menjadi tanda virus corona. The British Association of Otorhinolaryngology, yang mewakili para ahli pengobatan telinga, hidung dan tenggorokan (THT), mengatakan bahwa mereka yang kehilangan kemampuan indera ini harus segera mengisolasi diri, bahkan jika mereka tidak mengalami gejala lainnya.

"Bukti dari negara-negara lainnya menunjukkan bahwa titik masuk virus corona seringkali pada area mata, hidung, dan tenggorokan. Kami juga mengidentifikasi gejala baru (menurunnya indera penciuman dan perasa) yang mungkin berarti orang tanpa gejala lain tapi hanya dengan menurunnya indera ini mungkin harus mengisolasi diri, sekali lagi untuk mengurangi penyebaran virus," jelas para dokter dalam pernyataan mereka.

Diperkirakan turunnya kemampuan indera ini bisa disebabkan oleh virus yang merusak sel di dalam hidung dan tenggorokan.

Kabut otak

Beberapa orang mungkin mengalami kabut otak yang juga dikenal sebagai kelelahan mental, sebagai gejala lain virus corona. Gejala ini belum secara resmi diperhatikan sebagai gejala tapi ini menjadi indikator lain bahwa mereka yang terjangkit COVID-19 sudah melaporkan mengalami gejala tersebut.

Thea Jourdan, salah satu pasien COVID-19, mengatakan kalau dia tidak mengalami batuk atau demam, tapi awal terkena penyakit tersebut dimulai dengan rasa gatal di tenggorokan dan sakit kepala. Ibu tiga anak asal Hampshire, Inggris, itu kemudian mulai mengalami kabut otak.

Kelelahan

Gejala virus corona lainnya yang dilaporkan beberapa pasien adalah merasa sangat kelelahan sebelum gejalan muncul. Menurut sebuah laporan di Journal of the American Medical Association, hingga 44 persen dari pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit melaporkan gejala kelelahan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya