Tanggapi COVID-19, Pemerintah Luncurkan Layanan Psikologi Sehat Jiwa

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

VIVA – Pandemi virus corona atau COVID-19, tidak hanya berdampak pada kesehatan, ekonomi maupun sosial saja. Tapi juga pada psikologis masing-masing individu.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Maraknya pemberitaan mengenai COVID-19 dan banyaknya hoax yang beredar di sosial media, kerap membuat kita panik, cemas, hingga stres. Hal ini turut berdampak pada psikologis. 

Menurut Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko, ancaman tekanan psikologi dibuktikan dengan banyaknya jumlah aduan kekerasan rumah tangga yang dilaporkan. 

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Berdasarkan data dari Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK), selama 16 - 30 Maret 2020, terdapat 59 kasus kekerasan, perkosaan, pelecehan seksual dan online pornografi. Di antara kasus tersebut, 17 di antaranya adalah kasus KDRT, yang ternyata fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia. 

Sekjen PBB, Antonio Guterres, pada 5 Maret 2020 menyatakan meningkatnya tekanan sosial dan ekonomi karena pandemi, telah menyebabkan meningkatnya kasus KDRT pada perempuan dan anak-anak.

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

Di Afrika Selatan, ada 90.000 kasus pengaduan KDRT, berikutnya di Australia ada peningkatan pencarian online terkait layanan bantuan KDRT, 75 persen pasca pandemi COVID-19.

Laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 juga menyampaikan bahwa persoalan virus corona, 20 persen adalah masalah kesehatan, sementara 80 persennya adalah persoalan psikologi.

Penyebabnya adalah, jika masyarakat tidak bisa menjaga psikologi mereka sendiri, maka ada kecenderungan imunitas tubuh menjadi menurun, yang pada akhirnya menyebabkan seseorang jadi terkena COVID-19. 

"Waspada sangat diperlukan, tetapi takut hingga cemas dan stres itu jangan sampai terjadi. Maka sebagai langkah nyata mitigasi persoalan tersebut, Kantor Kepala Staf Presiden menilai bahwa layanan psikologi nasional kepada masyarakat untuk sehat jiwa menjadi perlu ada," ujar Moeldoko, melalui layanan streaming di YouTube Kantor Staf Presiden, Rabu 29 April 2020.

Lebih lanjut Moeldoko menjelaskan, pelayanan ini diberikan sebagai bentuk nyata bahwa negara hadir untuk menjaga warganya, salah satunya untuk menjaga kesehatan jiwa melalui layanan konseling dan edukasi kepada masyarakat terdampak COVID-19.

"Maka pada hari ini kami akan meluncurkan layanan psikologi untuk sehat jiwa yang kami beri nama Layanan Sehat Jiwa atau SEJIWA. Harapannya, masyarakat Indonesia bisa memiliki satu jiwa dan semangat yang sama untuk bisa bergotong-royong melawan COVID-19. Sehingga kolaborasi ini bisa menjadi penjembatan bagi terselesaikannya COVID-19," tuturnya.

Layanan SEJIWA bisa diakses oleh siapapun melalui hotline 119 ext 8, yang mana sebelumnya, layanan 119 ini juga sudah dimanfaatkan untuk bisa digunakan sebagai konsultasi masyarakat seputar COVID-19. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya