Dari Paru-paru Hingga Saraf, 4 Efek Buruk Jangka Panjang COVID-19

Virus corona COVID-19.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Virus corona jenis baru penyebab COVID-19, secara cepat telah menginfeksi orang-orang di seluruh dunia. Tercatat, data per 4 Mei 2020, COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 3,5 juta orang di seluruh dunia. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Di saat para ilmuwan dan dokter sedang berusaha sebaik mungkin untuk menemukan vaksin untuk infeksi ini, mereka juga melihat efek jangka panjang dari virus yang berasal dari China tersebut.

Dilansir Times of India, sebuah penelitian baru dari China memberi kita gambaran pertama tentang apa yang mungkin terjadi pada pasien yang melawan kasus COVID-19 yang sedang hingga berat. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dengan menguji penanda biologis dari pasien yang sembuh, peneliti menemukan bahwa pasien yang pulih memiliki masalah dengan fungsi hati. Kerusakan hebat pada paru-paru dan organ hati beberapa orang, dapat menciptakan masalah kesehatan yang parah di masa depan. 

Butuh waktu untuk memahami bagaimana COVID-19 berdampak pada kesehatan dalam jangka panjang, tetapi sampai sekarang ada beberapa temuan dari beberapa ahli kesehatan, sebagai berikut. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Paru-paru

Ketika tubuh terpapar COVID-19, tubuh akan memasang respons peradangan. Ini membuat sistem kekebalan tubuh memproduksi sel untuk melawan virus. Dalam beberapa kasus, tubuh orang yang terinfeksi mungkin menghasilkan sel-sel yang berlebihan yang dapat membahayakan organ-organ penting tubuh, seperti paru-paru. 

Tubuh mencoba untuk menyembuhkan dirinya sendiri dan proses penyembuhan ini dapat menyebabkan jaringan parut yang tidak dapat dikembalikan ke paru-paru. Ini dapat mengurangi kapasitas paru-paru dan juga dapat menyebabkan sesak napas. 

Jantung

Menurut sebuah penelitian, sekitar 20 persen dari total pasien dengan COVID-19 di China, mengalami kerusakan jantung selama dirawat di rumah sakit. 

Studi lain menemukan bahwa sekitar 16 persen pasien mengalami aritmia. Menurut American College of Cardiology, ada juga kasus-kasus gagal jantung onset akut, yaitu serangan jantung setelah infeksi virus corona. 

Ginjal

Menurut International Society of Nephrology, kelainan ginjal dapat dilihat dari 20-50 persen dari pasien yang menderita infeksi COVID-19 yang parah. Meskipun tidak ada bukti kuat apakah virus corona memengaruhi ginjal atau tidak, kasus-kasus seperti itu bisa mengkhawatirkan. 

Sistem saraf

Sebuah studi yang diterbitkan dalam JAMA Neurology menemukan bahwa gejala seperti pusing, sakit kepala serta gangguan rasa dan bau, terlihat pada 36 persen dari 214 pasien COVID-19 di China. Dokter masih berusaha mencari tahu hubungan mendalam antara COVID-19 dengan sistem saraf.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya