Logo DW

Obat Keracunan Logam Ternyata Bisa Selamatkan Korban Gigitan Ular Berbisa

Dr. Wolfgang Wüster
Dr. Wolfgang Wüster
Sumber :
  • dw

Tim ilmuwan Inggris menemukan obat yang sudah ada dapat secara signifikan meningkatkan peluang bertahan hidup setelah pasien terkena gigitan ular. Obat ini sudah berhasil diuji coba pada hewan.

Tim tersebut telah menunjukkan bahwa penggunaan kembali obat yang biasa digunakan untuk mengobati keracunan merkuri ini adalah terapi oral yang efektif untuk pengobatan gigitan ular hemotoksik tertentu.

Zat aktif yang ingin digunakan tim peneliti dari Liverpool melawan gigitan ular disebut dimercaprol. Sejauh ini, turunan obat itu yang disebut asam 2,3-Dimercapto-1-propanesulfonic (DPMS) digunakan untuk pasien-pasien yang mengalami keracunan logam berat arsenik, merkuri atau timbal, misalnya.

Sekarang, penelitian baru menunjukkan dua bahan aktif juga bisa membantu melindungi orang yang yang terpapar racun ular. Ahli biokimia dan biologi molekuler Laura Oana-Albulescu, dan timnya para periset di Liverpool School of Tropical Medicine (LSTM) telah mencari bahan aktif yang mengikat ion logam yang bekerja di dalam tubuh bersama dengan racun ular.

Dimercaprol dan DPMS bekerja melawan enzim dalam racun ular dengan menghambat aktivitas in vitro enzim-enzim racun ular yang bergantung pada ion-ion zinc. Caranya dengan mengikat ion zinc.

Para peneliti pertama kali dapat menunjukkan hasil penelitian ini di laboratorium. Mereka menerbitkan hasil riset itu di jurnal Science Translational Medicine pada 6 Mei 2020.

Mereka juga berhasil membuktikan dalam percobaan pada hewan bahwa DPMS dapat melindungi tubuh pasien terhadap efek mematikan dari racun ular beludak bersisik. Salah satu jenis ular beracun itu dapat ditemukan di Afrika, Timur Tengah dan Asia dan sebagian besar hasil gigitannya berakibat fatal.