Positif COVID-19, Tiga Anak di New York Tewas Akibat Gejala Misterius

Ilustrasi bayi
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Sebuah sindrom misterius telah menewaskan tiga anak di New York dan membuat 73 anak lainnya mengalami sakit. Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur AS, Andrew Cuomo, pada Sabtu, 9 Mei 2020.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Sindrom ini merupakan peradangan syok toksik yang memengaruhi kulit, mata, pembuluh darah dan jantung, serta dapat menyebabkan anak-anak menjadi sakit parah, dengan beberapa pasien membutuhkan ventilasi mekanis. 

Banyak gejala yang memiliki kemiripan dengan penyakit masa kanak-kanak langka yang disebut penyakit Kawasaki, yang dapat menyebabkan radang pembuluh darah, terutama arteri koroner. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Penyakit ini telah merenggut nyawa tiga anak di New York. Ini baru. Ini sedang berkembang," kata Cuomo, saat briefing hariannya di Manhattan, dikutip Times of India, Senin 11 Mei 2020. 

Sampai sekarang, orangtua dan ahli kesehatan masyarakat telah mendapat sedikit hiburan dengan anggapan bahwa virus corona dan penyakit yang ditimbulkannya, COVID-19, sebagian besar menghindarkan anak dari efek terburuk dari suatu penyakit yang telah menewaskan lebih dari 21 ribu jiwa di negara bagian New York saja. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Namun, kelegaan tersebut musnah minggu ini, ketika ada seorang anak berusia 5 tahun di New York City meninggal karena sindrom tersebut, yang oleh dokter digambarkan sebagai sindrom inflamasi multisistem pediatrik. 

Sejumlah kasus telah dilaporkan di negara bagian lain, termasuk Louisiana, Mississippi dan California. Setidaknya, 50 kasus telah dilaporkan di negara-negara Eropa, termasuk Inggris, Prancis, Swiss, Spanyol dan Italia.

Cuomo mengatakan, banyak anak-anak dan beberapa balita, tidak menunjukkan gejala pernapasan yang umumnya terkait dengan virus corona ketika mereka diperiksa di rumah sakit, tetapi semua dari mereka telah dinyatakan positif COVID-19 atau antibodinya. 

"Jadi masih sangat banyak situasi yang sedang berkembang, tetapi ini adalah situasi yang serius," lanjut dia. 

Negara bagian itu akan bekerja sama dengan New York Genome Center dan Rockefeller University untuk menentukan apa penyebab penyakit tersebut, yang digambarkan Cuomo sebagai penyakit yang benar-benar mengganggu. 

Namun, ia tidak merinci kematian dua anak yang lain. 

"Banyak yang menganggap bahwa COVID-19 tidak memengaruhi anak dan itu benar-benar berita baik. Kami masih harus banyak belajar tentang virus ini," kata dia. 

Cuomo juga meminta orangtua untuk waspada jika mengalami gejala berkepanjangan, seperti sakit perut yang parah, perubahan warna kulit, jantung berdebar dan nyeri dada. 

Sebelum pengumuman kematian yang dikaitkan dengan penyakit baru tersebut, kurang dari 4 anak di bawah 10 tahun meninggal karena virus di New York. Cuomo mengatakan, negara bagian itu bekerja sama dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, untuk mengetahui apakah penyakit pengganggu itu telah memengaruhi anak-anak yang terinfeksi virus sebelum minggu ini. 

"Sangat mungkin bahwa ini telah berlangsung selama beberapa minggu dan belum didiagnosis terkait dengan COVID," kata Cuomo. 

Syok toksik merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada penyakit Kawasaki, tetapi banyak dari anak-anak yang terkena sindrom virus corona mengalami syok dengan tekanan darah yang sangat rendah dan gangguan kemampuan untuk mengedarkan oksigen dan nutrisi ke organ-organ vital. 

Sedangkan penyakit Kawasaki dapat menghasilkan aneurisma koroner bila tidak diobati. Sindrom baru ini tampaknya sebagian besar melibatkan peradangan arteri koroner dan pembuluh darah lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya