5 Kondisi Kulit Terkait COVID-19 yang Harus Diwaspadai

Ilustrasi tangan
Sumber :
  • Pixabay/unclelkt

VIVA – Karena virus corona atau COVID-19 adalah penyakit baru, para ilmuwan masih mencari tahu lebih banyak banyak mengenai virus yang berasal dari China ini. 

Penelitian terbaru kini telah menemukan bahwa kondisi kulit tertentu terkait dengan virus corona. Menurut penelitian, lima kondisi kulit telah diindentifikasi oleh dokter kulit yang terkait dengan COVID-19. 

Dilansir Daily Star, penelitian ini dilakukan pada 375 pasien di Spanyol oleh Spanish Academy of Dermatology. Para ahli dermatologi diminta untuk membantu mengidentifikasi pasien yang memiliki 'erupsi' kulit yang tidak dapat dijelaskan dalam 2 minggu terakhir yang dicurigai atau dikonfirmasi sebagai virus corona. 

Hasil studi yang diterbitkan dalam British Journal of Dermatology, menyimpulkan dalam beberapa kasus sangat sulit mengetahui apakah kondisi tersebut secara langsung disebabkan oleh virus corona atau menunjukkan komplikasi. Namun, para peneliti telah memperingatkan diagnosis sendiri COVID-19 berdasarkan gejala kulit. 

Gejala mirip chilblain

Gejala seperti chilblain digambarkan sebagai daerah acral dari eritema-edema dengan beberapa vesikel atau pustula. Dalam penelitian ini, 19 persen kasus melibatkan lesi yang muncul di tangan dan kaki. Ciri-cirinya seperti muncul bintik-bintik merah atau ungu yang disebabkan oleh perdarahan di bawah kulit. 

Erupsi vesikular

Ini berupa lepuh kecil dan gatal, yang biasanya muncul di tubuh yang ditemukan oleh 9 ahli dermatologi pada 9 persen kasus. Peneliti menggambarkan, gejalanya kulit seperti berisi darah dan bisa menjadi lebih besar dan menyebar. Kondisi kulit ini rata-rata berlangsung 10,4 hari dan lebih sering ditemukan pada pasien paruh baya. Erupsi vesikular lebih sering muncul sebelum gejala lain. 

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Wheals

Wheals atau lesi urtikaria diidentifikasi pada 19 persen kasus. Gejalanya digambarkan sebagai area kulit yang berwarna merah muda atau putih, mirip dengan ruam jelatang. Ini bisa terasa gatal dan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk di telapak tangan. Rata-rata ditemukan 6,8 hari terakhir. 

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Makulopapula

Makulopapula ditemukan pada 47 persen kasus, dan dideskripsikan sebagai benjolan kecil berwarna merah dan tinggi. Dalam beberapa kasus, gejala ini muncul di sekitar folikel rambut, kadang-kadang dengan berbagai tingkat penskalaan. 

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Mirip dengan pityriasis rosea, kondisi ini berlangsung rata-rata 8,6 hari dan muncul bersamaan dengan gejala virus corona lainnya. Peneliti menekankan, lesi ini umum dan memiliki banyak penyebab dan mungkin tidak membantu dalam mendiagnosis COVID-19. 

Livedo atau nekrosis

Livedo atau nekrosis terjadi di mana sirkulasi di pembuluh darah kulit terganggu. Hal ini membuat kulit menjadi berwarna merah atau biru bernoda, dengan pola seperti jaring. Gejala ini diidentifikasi 6 persen kasus dengan berbagai tingkat lesi. Studi ini menambahkan kondisi ini sering dikaitkan dengan pasien yang lebih tua dengan kasus virus corona yang parah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya