3 Tahap Perubahan Perilaku Saat Memasuki Fase New Normal

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Pandemi COVID-19 sudah berlangsung selama beberapa bulan dan pemerintah Indonesia telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan PSBB telah mengubah kehidupan sehari-hari masyarakat, karena semua kegiatan yang tadinya dilakukan di luar menjadi harus di dalam rumah.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Kamu pun diharapkan dapat beradaptasi dengan situasi baru ini, meskipun secara psikologis tidak mudah.

"Pada umumnya, kamu mengalami tiga tahap atau strata kondisi perilaku, yaitu tahap disrupsi, tahap kebingungan dan ketidakpastian, yang berujung pada tahap penerimaan," ujar Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa RS Pondok Indah–Puri Indah, dr. Leonardi Goenawan, Sp.KJ., dikutip siaran pers, Selasa 19 Mei 2020.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Pada tahap disrupsi, seseorang akan mengalami perubahan pola hidup. Tidak sedikit yang mengalami kecemasan tinggi karena khawatir tertular, sulit konsentrasi, yang kemudian diikuti oleh perubahan pola makan dan pola tidur. Penyakit kronis yang sudah lama dialami mulai kembali tidak stabil, termasuk gangguan-gangguan psikis yang sebelumnya pernah dialami. 

Kemudian di tahap selanjutnya yaitu kebingungan, seseorang akan merasa kelelahan secara mental karena merasa tidak adanya kepastian, kehilangan kendali, dan terhentinya sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kualitas hidup dengan sendirinya menurun, berbagai hal yang biasa dengan mudah terpenuhi, saat ini menjadi mustahil.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Kehidupan berjalan lambat, penuh kejenuhan, dan kekhawatiran. Situasi kecemasan ini dapat meningkatkan konsumsi rokok, alkohol, dan penyalahgunaan obat yang mungkin pada awalnya dimaksudkan untuk meringankan beban pikiran," papar dokter yang juga praktek di RS Pondok Indah–Bintaro Jaya.

Terakhir, di tahap penerimaan dengan standar normal yang baru, timbul sikap penerimaan dengan diikuti oleh berbagai perubahan pola hidup dan kebiasaan. Kemampuan adaptasi seseorang membuatnya mampu untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baru dan memandang kehidupan dengan cara yang lebih realistis.

"Mulai terbentuk gaya hidup ‘stay at home’, lebih selektif dalam belanja. Lalu, ‘Back to basic’ dengan lebih banyak aktivitas yang dilakukan di rumah, munculnya kembali bahan-bahan tradisional untuk menjaga kesehatan," tuturnya.

Namun, bagaimana jika tak semua orang mampu menerima dan malah berujung dengan stres? Pertama, kamu perlu untuk istirahat dari menonton, membaca, atau mendengarkan berita, termasuk media sosial. Kedua, jaga kesehatan tubuh seperti berolahraga ringan secara teratur, makan makanan yang sehat dan berimbang, juga tidur dengan waktu yang cukup.

"Lakukan beberapa aktivitas lain yang kamu sukai. Senantiasa terhubung dengan orang lain. Terakhir, memahami fakta yang akurat dan benar tentang COVID-19 akan membuat kamu terhindar dari stres berlebihan," kata dia.

Setelah kamu melewati tahap penerimaan dalam menghadapi pandemi, maka kamu mulai terbiasa dengan kondisi the new normal. Pada tahap ini diharapkan kamu sepenuhnya tidak lagi merasa terganggu, bahkan sudah mulai nyaman dengan semua perubahan yang berhubungan dengan adanya pandemi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya