Ilmuwan Sebut Obat Tekanan Darah Kurangi Risiko Kematian COVID-19

Ilustrasi vitamin/obat.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Para ilmuwan dari seluruh dunia sangat menantikan obat dan vaksin potensial untuk menyembuhkan pasien virus corona atau COVID-19

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Dalam salah satu laporan terbaru, para ilmuwan telah menemukan bahwa obat tekanan darah ketika diberikan pada tahap awal, dapat mengurangi risiko kematian di antara pasien COVID-19. Namun, obat tersebut belum diuji secara klinis untuk digunakan pada pasien COVID-19.

Baca juga: Inovasi Ranjang Karton Bisa Diubah Jadi Peti untuk Jenazah COVID-19

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Peneliti dari Ludwig Center, John Hopkins Kimmel Cancer Center melaporkan bahwa obat tekanan darah, prazosin, jika diberikan pada tahap awal berpotensi mengurangi risiko kematian karena komplikasi yang disebabkan oleh infeksi virus corona novel. 

Para peneliti telah memperjelas bahwa obat ini hanya berfungsi bila diberikan pada tahap awal dan bukan pada pasien yang sudah berkembang ke tahap lanjut penyakit, demikian seperti dikutip Times of India

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Prazosin Prazosin adalah alpha-blocker, yang mampu melemaskan pembuluh darah, dengan demikian dapat mengobati tekanan darah tinggi. Obat ini disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (USFDA) dan juga digunakan untuk mengobati pembesaran kelenjar prostat. 

Obat ini bekerja dengan menargetkan respons peradangan tubuh yang dikenal sebagai sindrom badai sitokin, yang telah ditemukan sebagai salah satu penyebab utama kematian pada pasien COVID-19. Menurut para peneliti, memberikan obat ini pada tahap awal dapat mengurangi risiko kematian bahkan pada populasi yang paling rentan sekalipun. 

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Clinical Investigation. Para peneliti telah menjelaskan perlunya uji klinis sebelum obat ini digunakan untuk pasien virus corona. 

Karena virus yang mematikan itu telah menyebabkan lebih dari 300 ribu kematian di seluruh dunia, perlombaan untuk menemukan vaksin terus meningkat setiap hari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya