Pakar Klaim Vaksin Virus Corona Aman untuk Manusia

Ilustrasi virus corona/COVID-19/laboratorium.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Vaksin virus corona pertama yang diuji coba pada manusia diklaim sudah aman untuk digunakan. Para peneliti mengatakan bahwa vaksin tersebut memproduksi rapid imun sebagai respons terhadap COVID-19.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Uji coba tersebut mencakup 108 orang dewasa usia 18-60 tahun dan hasilnya keluar setelah 28 hari. Namun, hasil akhir masih harus dievaluasi setelah enam bulan lamanya.

"Hasil itu menunjukkan proses penting. Uji coba dengan dosis single dari jenis baru adenovirus type 5 vectored COVID-19 (Ad5-nCoV) memproduksi antibodi virus khusus and T-cells dalam 14 hari, hal ini membuatnya sebagai kandidat potensial untuk investigasi selanjutnya," ujar pakar Beijing Institute of Biotechnology Beijing, China, Professor Wei Chen dikutip dari laman Daily Star, Minggu, 24 Mei 2020.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Uji coba selanjutnya masih perlu dilakukan sebagai reaksi imun yang efektif melawan SARS-CoV-2. Tetapi, Prof Chen menekankan bahwa ini adalah uji coba yang menjanjikan.

"Tantangannya, perkembangan vaksin COVID-19 masih belum ditemukan dan aman. Tapi hasil ini menjanjikan tujuan dari perkembangan vaksin meski jalan kita masih panjang untuk menemukanya," lanjut dia.

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

Penemuan vaksin yang efektif untuk membunuh virus itu nampaknya adalah solusi yang masih sangat panjang untuk mengontrol pandemi COVID-19. Saat ini, terdapat lebih dari 100 kandidat vaksin yang dikembangkan di seluruh dunia.

Ada pun vaksin jenis Ad5 ini adalah yang pertama diuji coba ke manusia. Penggunaannya menggunakan virus dingin untuk mengirimkan materi genetik yang membuat virus corona bisa menelusup ke sel manusia.

Sel ini yang memproduksi 'protein spike' yang melewati kelenjar getah bening, di mana sistem imun membentuk antibodi melawan virus corona. Para relawan tersebut berasal dari pasien Wuhan, China dengan dosis rendah, medium, dan tinggi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya