Samakan New Normal dengan Herd Immunity, Ahli: Itu Bunuh Diri

Bersiap untuk Normal Baru
Sumber :
  • twitter.com/BNPB_Indonesia/

VIVA – Memasuki tatanan hidup normal baru atau new normal, banyak pihak yang meyakini bahwa strategi herd immunity akan digunakan pemerintah Indonesia untuk menghadapi pandemi virus corona atau COVID-19. 

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Bahkan, sebagian masyarakat kerap menyamakan new normal dengan herd immunity. Padahal tidak demikian, karena jika diterapkan, herd immunity memiliki risiko kematian yang sangat tinggi. 

Melalui tayangan Hidup Sehat di tvOne, Selasa 2 Juni 2020, Spesialis Kesehatan Masyarakat, Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH, turut membenarkan jika banyak penyakit yang disebabkan oleh virus dapat menghasilkan kekebalan. 

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

"Jadi kalau kita habis kena infeksi, kita punya 'tentara-tentara' yang sudah dilatih untuk membunuh virus yang baru masuk. Itu artinya kita punya kekebalan," ujarnya. 

Namun, untuk mendapatkan kekebalan untuk seluruh masyarakat tanpa vaksinasi, mengingat vaksin untuk virus corona ini belum ditemukan, maka sekitar 80 - 85 persen masyarakat harus terkena infeksi terlebih dahulu. Apa artinya? 

Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

"Kalau misalnya 80 persen dari 260 juta (orang Indonesia) bisa 200 juta (orang yang harus terinfeksi). 200 juta kalau 6 persennya mati, no way, gak boleh herd immunity dibiarin. Itu bahaya sekali," kata dia.. 

Hasbullah menegaskan, jika fase normal baru tidak sama dengan herd immunity. Jika menyamakan kedua hal tersebut, menurut Hasbullah itu sama saja seperti bunuh diri. 

"Jangan bunuh diri dengan beranggapan 'biarin aja lah virus itu akan kita lawan dengan badan kita', kita tidak pernah tahu seberapa kuat," kata dia. 

Menurut Hasbullah, untuk bisa bertahan di era new normal serta aman dari COVID-19, cara terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga diri kita, di antaranya dengan menjaga imunitas, mengonsumsi makanan sehat, olahraga yang cukup, berhenti merokok, menjalani diet sehat bagi penderita diabetes melitus dan hipertensi, serta mengurangi risiko-risiko yang dapat membuat tubuh kita rentan terpapar virus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya