Cegah Virus Corona, Pasangan Disarankan Pakai Masker Saat Bercinta

Ilustrasi bercinta/ciuman.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Sejumlah pakar menyarankan agar hubungan intim pasangan yang melibatkan seks bisa berpotensi menularkan virus corona jika salah satu pasangan memilikinya.

Dokter Boyke Ungkap Ada Fetish Nyleneh, Terangsang Jika Cium Popok Bayi

Universitas Harvard melakukann sebuah studi mengenai cara teraman untuk berhubungan seks di tengah pandemi COVID-19 jika ada salah satu pasangan yang khawatir pasangannya mungkin positif COVID-19.

Dalam temuan yang mengejutkan itu, tidak berhubungan seks sama sekali ditemukan menjadi cara teraman dalam posisi seks, diikuti oleh masturbasi, tapi aktivitas seperti berciuman bisa menyebar virus.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ilmuwan terkemuka dunia merekomendasikan untuk para pasangan mengambil langkah pencegahan, termasuk penggunaan masker bedah untuk mencegah penyebaran virus corona saat berhubungan intim. Para ilmuwan juga merekomendasikan menggunakan kondom karena studi lainnya menunjukkan bahwa beberapa pria memiliki jejeak virus dalam sperma mereka.

Para peneliti juga menyarankan agar orang-orang menghindari perilaku seksual dengan risiko seperti transmisi kotoran-oral atau yang melibatkan sperma atau urine. Studi itu menambahkan bahwa tidak bijak selalu tidur setelah lockdown.

Terpopuler: Negara Tanpa Malam hingga Olahraga Ringan Setelah Lebaran

Selain itu, dilansir laman The Sun, higienitas adalah yang terpenting. Langkah ini meliputi mandi sebelum dan sesudah berhubungan seks, dan membersihkan ruang fisik dengan sabun atau lap alkohol.

"Bagi beberapa pasien, benar-benar tidak berhubungan seks sama sekali dari aktivitas sosial seseorang bukanlah tujuan yang bisa dicapai. Dalam situasi ini, berhubungan seks dengan orang yang melakukan swakarantina adalah pendekatan paling aman," ujar Pemimpin penelitian Dr. Jack Turban.

Namun, para peneliti Harvard tidak merekomendasikan puasa seks dalam jangka waktu lama dan berhati-hati tidak menimbulkan stigma terhadap gender dan seksualitas minoritas atau mempermalukan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya