Ahli Prediksi Indonesia Butuh 3 Tahun Hadapi Corona

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Butuh waktu untuk mengenal sesuatu yang baru, begitupun dengan kehadiran virus corona atau COVID-19, yang mengancam banyak negara di seluruh dunia. Para ahli dan ilmuwan masih terus mempelajari sifat dari virus ini, termasuk mendapatkan obat atau vaksin yang tepat untuk mengobati virus SARS-CoV-2. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI), Sudirman Said, turut menyoroti hal ini. Dalam diskusinya bersama Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, dia menanyakan beberapa hal, termasuk kemungkinan virus yang berasal dari China itu 'menetap' di Indonesia. 

Mengawali ceritanya, Sudirman mengatakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pernah menyatakan bahwa virus corona tidak akan hilang sepenuhnya, minimal tidak dalam waktu dekat. Untuk itu, kita harus bersiap-siap dan beradaptasi agar bisa hidup berdampingan dengan virus ini. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Hitungan Pak Ketua Umum, kita minimal butuh 3 tahun untuk menghadapi semua ini," ujar Sudirman Said, saat diskusi online di Youtube Dreya Communications, Jumat 5 Juni 2020. 

Sedangkan untuk perhitungannya, Sudirman mengatakan, paling cepat vaksin diproduksi oleh China dan diperkirakan paling cepat bisa digunakan pada Januari. Jika diproduksi massal, Maret hingga Juli, baru memenuhi untuk kebutuhannya sendiri, begitupun di Amerika. 

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

"Jadi, kalau produksinya lancar Indonesia baru kebagian mungkin bulan Agustus atau September. Nah, menyuntik 200 juta rakyat atau kurang, memerlukan waktu berapa lama, apakah tenaga medisnya mencukupi dan sudah terlatih untuk menyuntik vaksin," lanjut dia.

Lebih lanjut, kemungkinan pada 2021 Indonesia masih harus bertahan tanpa vaksin dan obat. Lalu, bagaimana dengan tahun 2022?
  
"Mungkin 2022 sudah ada vaksin, baru mulai disuntikkan tapi belum selesai. Jadi 2023 kita baru selesai menyuntikkan vaksin  itu. Maka kita baru bisa mengatakan pencegahannya efektif orang per orang. Jadi, kita siap-siap tiga tahun untuk tidak nyaman tapi harus survive," katanya.  
 

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024