Mutasi Baru Virus Corona, Menular 10 Kali Lebih Cepat

Ilustrasi virus corona yang dirancang oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Sebuah strain virus corona yang telah menghancurkan AS, Inggris dan Italia, bermutasi hampir 10 kali lebih menular dibanding virus aslinya yang muncul di China, demikian menurut sebuah studi. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Versi kuat dari SARS-Cov-2, yang disebut D614G, memiliki 'paku' empat sampai lima kali lebih banyak yang menonjol pada permukaan virus yang memungkinkannya menempel pada sel manusia. Sifat ini tidak hanya membuatnya lebih menular, tetapi juga membuat virus lebih stabil dan tangguh. 

Para ilmuwan bingung mengapa virus corona menyerang beberapa negara bagian lebih keras dibanding negara yang lain. Penelitian sebelumnya telah menyoroti bahwa jenis D614G yang kuat beredar dalam jumlah besar di Italia, Inggris dan New York City, di mana tingkat infeksi dan kematian termasuk yang terburuk di dunia.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Baca juga: Dilema, Virus Corona Melambat Justru Percepat Penyebaran Penyakit Lain

Pada studi lain yang dilakukan oleh para ilmuwan di Scripps Research, telah mengonfirmasi bahwa virus corona bermutasi menempel lebih mudah pada reseptor dibanding jenis lainnya. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Meskipun penelitian ini hanya melihat D614G, dalam pengaturan laboratorium yang dikontrol ketat, para ahli mengatakan kepada Daily Mail bahwa 'masuk akal' struktur virus strain membuatnya lebih menular pada manusia.

"Ya, itu masuk akal. Pekerjaan ini berkualitas baik dan itu berarti virus dapat berhasil menginfeksi pada dosis yang lebih rendah dan menyebar dengan lebih luas," kata Profesor Ian Jones, seorang ahli virus di University of Reading di Inggris.

Para peneliti di sana mengisolasi berbagai jenis virus corona yang telah diidentifikasi oleh tanda genetik mereka di seluruh dunia. Mereka kemudian menempatkan masing-masing ke dalam semacam 'kandang' mikroskopis, untuk menguji seberapa agresif masing-masing strain menyerang sel manusia dalam cawan petri. 

"Virus dengan mutasi ini jauh lebih menular dibanding virus yang tidak memiliki mutasi dalam sistem kultur sel yang kami gunakan," kata ahli virus, Dr Hyeryun Choe, PhD, penulis senior penelitian ini.

"Data kami sangat jelas, virus menjadi jauh lebih stabil dengan bermutasi," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya