- Freepik/freepik
VIVA – Melihat virus corona atau COVID-19 yang mudah menular, kita harus berhati-hati saat mengunjungi tempat-tempat umum, seperti supermarket, kantor, atau di dalam transportasi umum. Lalu, bagaimana jika di dalam rumah? Apakah Kamu tahu, infeksi virus ini ternyata mudah menyebar di dalam rumah?
Ya, sebuah studi baru menunjukkan bahwa COVID-19 dua kali lebih menular di dalam rumah, dibanding dengan penyakit serupa, seperti SARS, dengan sejumlah besar kuman yang menyebar jauh sebelum pasien COVID-19 menunjukkan gejala apa pun.
Para peneliti yang berbasis di China dan Amerika Serikat menegaskan, temuan ini bisa sangat membantu dalam mengurangi jumlah infeksi baru di masa mendatang. Demikian dilansir dari Times of India, Jumat, 19 Juni 2020.
Dalam studi ini, para peneliti menggunakan data dari 350 pasien yang terjangkit virus corona dan sekitar 2.000 kontak dekat dengan mereka di Kota Guangzhou, China. Setelah meninjau data, mereka memperkirakan tingkat serangan sekunder virus, yang merujuk pada kemungkinan orang yang terinfeksi menularkan penyakit ke orang lain.
Mereka menemukan bahwa rata-rata orang yang tidak hidup bersama, kemungkinan hanya menularkan 2,4 persen penyakit kepada orang lain. Namun, ada lonjakan tingkat penularan di antara orang yang hidup bersama sebesar 17,1 persen.
Selain itu, kemungkinan infeksi tertinggi terdeteksi pada usia di atas 60 tahun, dan terendah di bawah 20 tahun.
Tingkat keseluruhan penularan virus corona oleh pasien yang terinfeksi, dua kali lebih tinggi dibanding dengan SARS dan tiga kali lebih tinggi dari MERS.
Penelitian ini menunjukkan, virus ini mudah menular dalam periode inkubasi dan dapat ditularkan oleh orang yang terinfeksi jauh sebelum mereka mulai menunjukkan gejala. Menurut tim peneliti, isolasi di rumah dapat mengurangi risiko infeksi hingga 20-50 persen.