Pasien Diabetes Laporkan Peningkatan Gula Darah saat Pandemi COVID-19

Ilustrasi tes diabetes.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Pandemi virus corona atau COVID-19 telah mengubah hidup kita dalam banyak hal. Termasuk, lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, yang memiliki kecenderungan membatasi aktivitas fisik sehingga kita jadi kurang bergerak. 

Bahaya Dibalik Segarnya Sop Buah, Hati-Hati Diabetes dan Obesitas Mengintai

Banyak bekerja dari rumah dan jadwal yang tidak menentu, juga dapat mengacaukan metabolisme dalam tubuh. Faktanya, sebuah laporan baru menemukan bahwa selama pandemi, pasien diabetes melaporkan peningkatan kadar gula darah hingga 20 persen. 

Dilansir Times of India, analisis ini dilakukan oleh perusahaan layanan kesehatan swasta, Beato, di mana sebanyak 8.200 pasien diabetes di seluruh negeri disurvei. Hasilnya, saat tidak makan (puasa), gula darah rata-rata sekitar 135 mg/dL, hingga Maret dan mengalami lonjakan tajam pada pertengahan April 2020, hingga 165 mg/dL. 

Kemenkes Khawatir Pembiayaan Penyakit Ginjal Meningkat Karena Hal Ini

Baca Juga: Ngintip Daleman Rok Wanita di Jerman Bisa Dibui 2 Tahun

Beberapa faktor pemicunya adalah stres, kecemasan, perubahan gaya hidup, kebiasaan menetap dan aktivitas fisik yang terbatas. Selain itu, beberapa pasien yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, termasuk diabetes, cenderung enggan memeriksakan diri ke rumah sakit karena ketakutan akan terinfeksi COVID-19. 

Ancaman Tersembunyi: Penyakit Ginjal Diprediksi Masuk 5 Besar Penyebab Kematian Global di 2045!

Padahal, pasien-pasien yang memiliki masalah kesehatan tertentu harus tetap berkonsultasi dengan dokter. Sebenarnya, kita bisa meminimalkan risiko saat pergi ke rumah sakit, dengan terus memakai masker dan menjaga jarak. 

Begitupun saat menunggu antrean di rumah sakit. Usahakan berada sekitar 2 meter dari pasien lain. Sedangkan dari sisi rumah sakit, pihak pengelola tentu sudah menerapkan sejumlah protokol kesehatan dan sanitasi, untuk menjaga rumah sakit tetap dalam keadaan steril, meminimalkan risiko penularan dan memberikan pelayanan terbaik. 

Salah satunya adalah Pertamedika IHC., yang menyadari pentingnya penerapan teknologi digital dalam meningkatkan layanan kesehatan yang inklusif. Salah satu akselerasi transformasi digital layanan kesehatan yang diterapkan operator grup rumah sakit BUMN ini adalah penggunaan solusi kolaborasi dan komunikasi digital dari Cisco. 

Lewat teknologi ini, dokter dan tim medis dapat berkomunikasi secara digital melalui live video yang aman dan handal dari mana saja dan kapan saja. Solusi ini juga membantu mengurangi risiko paparan tenaga medis, tanpa mengurangi kualitas layanan kesehatan dari tenaga kesehatan kepada pasien COVID-19. 

Direktur Utama Pertamedika IHC, Fathema Djan Rachmat, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah fokus dalam memberikan layanan terbaik dengan menerapkan transformasi digital secara luas dan menyeluruh pada layanan kesehatan. 

"Tidak dapat dipungkiri, dengan penggunaan teknologi ini rumah sakit dapat meminimalkan kendala di Rumah Sakit Umum maupun Rumah Sakit Khusus seperti RS COVID-19," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu 4 Juli 2020. 

"Selain itu, dapat mendorong inovasi teknologi di bidang medis, memaksimalkan komunikasi efektif antar tenaga medis, hingga pada akhirnya akan semakin menunjang standarisasi kualitas pelayanan yang optimal pada pasien. Tidak hanya pada satu rumah sakit saja, namun untuk seluruh RS di berbagai pelosok Indonesia," kata Fathema.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya