Ganja Disebut Bisa Cegah Gangguan Paru-paru Parah Akibat COVID-19

Daun ganja.
Sumber :
  • The Texas Tribune

VIVA – Memerangi komplikasi parah virus corona atau COVID-19, dapat ditambahkan ke daftar manfaat kesehatan ganja. Pasalnya, para peneliti telah menemukan bahwa salah satu jenis kanabinoid itu dapat membantu mencegah gangguan paru-paru yang berpotensi mematikan, terkait dengan COVID-19, influenza, dan penyakit lainnya. 

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Studi baru yang diterbitkan dalam Frontiers In Pharmacology, menunjukkan efek positif baru dari Tetrahydrocannabinol (THC). Komponen psikoaktif utama ganja itu mampu melindungi paru-paru, dengan cara mengurangi peradangan yang disebabkan oleh infeksi. 

Dilansir Medical Daily, para peneliti menguji efek ganja pada sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), yang memengaruhi lebih dari 3 juta orang di seluruh dunia setiap tahun. Sindrom gangguan pernapasan ini dapat menyebabkan peradangan yang cepat, sesak napas, kulit kebiruan, bahkan kematian, demikian menurut laporan IFLScience.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Baca juga: Studi: Isolasi Sosial Selama COVID-19 Bikin Umur Lebih Pendek

Pandemi COVID-19 diperkirakan akan meningkatkan jumlah penderita ARDS. Komplikasi juga muncul dengan peningkatan signifikan dalam sinyal di paru-paru yang disebut dengan badai sitokin.

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

Sistem kekebalan melepaskan sitokin, ketika tubuh diserang oleh infeksi. Utusan kecil ini dapat membimbing tubuh untuk bereaksi terhadap tempat infeksi dengan sel-sel kekebalan tubuh, atau memperlambat reaksi. Dan, mencegah sel-sel kekebalan merusak area yang terkena terlalu banyak. 

Pada orang dengan COVID-19 dan penyakit pernapasan lainnya, badai sitokin bisa menjadi proinflamasi. Itu bisa menempatkan pasien pada risiko tinggi hiperinflamasi dan kemungkinan kematian. 

Untuk melihat apakah ganja dapat membantu mencegah masalah tersebut, para peneliti fokus pada efek anti-inflamasi pada THC. Tim menyediakan obat untuk tikus dengan ARDS, untuk melihat apakah bisa menghentikan peradangan di paru-paru. 

Hasilnya menunjukkan, 100 persen kasus atau semua subjek hewan, mampu menghindari gejala mematikan setelah mengonsumsi THC. Obat itu membantu mencegah kerusakan parah pada paru-paru dengan memblokir sitokin proinflamasi dan memperlambat peradangan.

Baca juga: Kelewat Bersih Saat COVID-19 Justru Bisa Rusak Imun, Benarkah?

ARDS telah menjadi masalah serius di seluruh dunia. Studi ini diharapkan dapat memandu upaya masa depan dalam memanfaatkan ganja untuk membantu mengelola penyakit paru-paru atau infeksi. 

Namun, penting untuk mengetahui bahwa temuan awal masih dilakukan pada tikus. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk lebih memahami bagaimana THC bekerja melawan penyakit pernapasan. Dan apakah akan memberikan manfaat yang sama pada manusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya