Logo DW

Benarkah Vaksin HIV/AIDS yang Efektif Melindungi Tidak Akan Ada?

Imago Images/Science Photo Library
Imago Images/Science Photo Library
Sumber :
  • dw

Mengapa hingga kini vaksin HIV belum ditemukan? Padahal para ahli sudah menemukan virus penyebab menurunnya kekebalan tubuh itu sejak 40 tahun silam.

Hingga akhir 2019, jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mencapai sekitar 38 juta dan hingga kini sudah sekitar 33 juta orang meninggal akibat AIDS. Jawaban gampangnya: Karena virus HIV ibarat bunglon di kalangan virus, yang terus menerus melakukan mutasi.

Yang makin menyulitkan para peneliti, virus HIV punya struktur permukaan yang rumit berbentuk tiga dimensi. Selain itu, separuh permukaan virus dilapisi gula, yang disebut ilmuwan sebagai glykolisasi. Sistem kekebalan tubuh manusia kesulitan menyerang permukaan virus berlapis gula semacam itu. Juga vaksin, gagal berfungsi pada virus yang melindungi diri dengan glykolisasi.

HIV berbeda dengan virus umum

Penelitian vaksin HIV terus mengalami kegagalan, akibat virusnya terus melakukan mutasi permukaan sangat cepat dari satu generasi ke generasi berikutnya. Padahal untuk memerangi virusnya, sistem kekebalan tubuh harus bisa mengenali kembali musuh bersangkutan.

Tapi jika virusnya terus melakukan mutasi, sistem kekebalan tubuh tidak lagi mengenalinya. Dan memandangnya bukan sebagai patogen, hingga tidak menyerang virusnya. Virus HIV dengan melakukan mutasi terus menerus, juga terus menipu sistem kekebalan tubuh. Para ilmuwan menyebut, virus selalu berada selangkah di depan hasil penelitian.

Virus HIV termasuk kelompok retrovirus, yang mampu mengembangbiakkan kode genetiknya di dalam sel inang. Para peneliti sejak lama berusaha memahami, bagaimana cara retrovirus ini berkembang biak, untuk bisa mengembangkan strategi bagi penyembuhan penyakitnya.