Ada 71 Ribu Kasus DBD di Indonesia, Kenali Gejalanya Sejak Dini

Nyamuk DBD/ilustrasi.
Sumber :
  • www.jakarta.go.id

VIVA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 71.633 kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) hingga Rabu, 8 Juli 2020 di Indonesia. Tercatat ada 10 provinsi yang memiliki kasus DBD tertinggi dibandingkan provinsi-provinsi lainnya.

Waspada! DBD di Indonesia Melonjak Hampir 3 Kali Lipat pada Kuartal I 2024

"Kita melihat bahwa provinsi-provinsi yang melaporkan jumlah kasus DBD cukup banyak itu ada di Provinsi Jawa Barat, Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Lampung, DKI Jakarta, NTB, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Riau," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dr Siti Nadia Tarmizi dalam Konferensi Pers Virtual Kemenkes, baru-baru ini.

Jawa Barat (Jabar) tercatat sebagai provinsi yang melaporkan kasus DBD paling tinggi dengan 10.772 kasus, disusul Bali 8.930 kasus, dan Jawa Timur (Jatim) 5.948 kasus. Kemudian, Nusa Tenggara Timur (NTT) 5.539 kasus, Lampung 5.135 kasus, DKI Jakarta 4.227 kasus, Nusa Tenggara Barat (NTB) 3.796 kasus.

Sedang Ramai, Ini 5 Cara Mencegah Penyebaran Nyamuk DBD yang Mengancam Jiwa

Jika dibandingkan dengan kasus DBD dalam tiga tahun terakhir dari 2017 hingga 2019, kata dia, kasus DBD pada periode Januari-Juli tahun 2020 tercatat masih lebih tinggi dibandingkan 35.101 kasus pada 2017 dan 21.861 kasus pada 2018.

Namun, angka kasus di tahun 2020  masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka kasus pada periode Januari-Juli 2019, yang mencatat sebanyak 112.954 kasus.

Turis Australia Ngeluh Terjangkit DBD di Bali, Menkes Bilang Harusnya Bersyukur

Untuk itu, Nadia menekankan pentingnya melakukan deteksi dini pada DBD khususnya yang dialami anak-anak. Orangtua perlu mengenali gejala khas pada DBD dan kapan perlu segera dibawa ke rumah sakit.

"Gejala klasik DBD adalah demam 3 hari enggak turun-turun meski sudah minum obat demam, hari ke-4, 5 demam turun dan terjadi penurunan sel pembekuan darah sehingga menimbulkan pendarah dalam tubuh dan bisa melalui mimisan, gusi berdarah dan bintik-bintik merah pada bagian kaki dan tangan," kata Nadia.

Bahayanya, lanjut Nadia, banyak orangtua yang menyepelekannya dan terlambat membawa anak ke rumah sakit saat gejala sudah berat. Salah satunya saat perdarahan sudah terjadi lebih luas.

"Gejala sudah termasuk cukup berat maka pendarahannya berat bisa sampai muntah darah atau BAB cokelat hitam, pendarahan gusi yang tak bisa dihentikan bagi DBD berat," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya