Gejala COVID-19 Satu Ini Bertahan Lebih Lama dari yang Lain

Ilustrasi virus corona.
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Sejauh ini, virus corona atau COVID-19 telah mendominasi kehidupan kita di 2020. Dan orang-orang yang terinfeksi penyakit ini mungkin merasakan satu gejala bertahan lebih lama dibanding yang lain.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Dilansir Express UK, pada Kamis 9 Juli 2020 lalu, sebuah makalah penelitian baru dirilis dan menghasilkan beberapa temuan. Data dikumpulkan dari 187 pasien yang dirawat karena COVID-19 di Rumah Sakit Regional Treviso di Italia pada bulan Maret.

Para ilmuwan menemukan bahwa sekitar dua pertiga atau 113 pasien, melaporkan kehilangan rasa dan bau selama 2 minggu, sebelum dinyatakan positif COVID-19. Temuan ini mengejutkan para peneliti, karena hilangnya penciuman (anosmia) dan hilangnya rasa (dispepsia), pada awalnya tidak dianggap sebagai gejala umum COVID-19. 

Salat Id di Masjid Agung Al-Azhar, JK Ngaku Senang Lebaran Kali Ini Ramai

Saat itu, Layanan Kesehatan Masyarakat (NHS) hanya mengumumkan batuk terus-menerus dan demam sebagai gejala utama penyakit. Empat minggu setelah terinfeksi, kira-kira setengah dari mereka mencatat bahwa mereka belum pulih sepenuhnya. 

Baca Juga: Calon Besan Brooklyn Beckham Ternyata Masuk Daftar Orang Terkaya Dunia

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

Dua belas dari 113 pasien mengatakan, kemampuan mereka untuk mencium atau merasakan tidak berubah atau lebih buruk dari sebulan sebelumnya. Sedangkan 46 orang lainnya berkomentar, hilangnya indra penciuman mereka tidak terlalu parah, tapi masih terasa. 

Kemudian, 55 orang yang tersisa mengatakan, indra mereka telah sepenuhnya pulih. Hasil temuan ini dipublikasikan dalam jurnal JAMA Otolaryngology - Head and Neck Surgery

"Perubahan indra penciuman atau rasa menunjukkan peningkatan dalam kebanyakan kasus selama perjalanan penyakit. Gejala-gejala ini masih yang paling sering dilaporkan oleh pasien COVID-19, empat minggu setelah pengujian," kata para penulis penelitian. 

Sebagai perbandingan, dari 113 pasien yang diperiksa, hanya 36 dari mereka yang melaporkan masih mengalami batuk satu bulan setelah infeksi. Untuk periode waktu yang sama, 26 dari mereka menyebut, mereka mengalami kesulitan bernapas dan hanya 5 di antaranya yang merasakan demam. Rata-rata, pasien tidak bisa mencium atau mengecap rasa apapun selama 11 hari. 

Para peneliti, masih menggali lebih dalam hasil penelitian mereka untuk melihat apakah diagnosis lebih lanjut COVID-19, satu bulan ke depan, dapat menjelaskan hilangnya rasa atau bau secara terus-menerus. 

Namun, data tersebut mengungkapkan tidak ada korelasi antara keduanya. Bahkan, muncul teori baru bahwa orang yang masih kehilangan bau atau rasa, mungkin tidak memiliki infeksi aktif. 

Sebagai gantinya, para peneliti mengatakan, dibutuhkan waktu bagi tubuh untuk memperbaiki dan meregenerasi indra, terlepas dari apakah virus telah meninggalkan tubuh atau tidak. Hilangnya rasa dan bau atau indra penciuman dan pengecap, kini dianggap oleh NHS sebagai salah satu gejala utama COVID-19. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya