Sulit Tidur di Malam Hari? Tandanya Kamu Orang Pesimis

Ilustrasi wanita/sedih.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Sebuah studi terbaru mengungkapkan beberapa orang yang memiliki sikap optimistis dalam kehidupan memungkinkan mereka untuk tidur lebih nyenyak di malam hari, dibanding dengan mereka yang pesimstis. Studi ini dilakukan oleh peneliti dari Universitas Kedokteran Wina di Austria. 

Ashanty Tertarik Coba Ruqyah untuk Atasi Susah Tidur

Para peneliti itu melakukan penelitian terhadap 1.004 warga Austria. Peneliti melakukan sejumlah survei tentang  kebiasaan tidur mereka secara umum dan faktor-faktor lain seperti pekerjaan mereka, dan mengukur optimisme mereka menggunakan tes yang divalidasi.

Hasilnya menunjukkan, peserta yang memiliki sikap optimistis 70 persen lebih kecil menderita gangguan tidur dan/atau insomnia daripada mereka yang lebih pesimistis.

Teringiang-Ngiang Warga Palestina, Ashanty Jadi Susah Tidur, Takut Kena Bom

Dilansir dari laman World of Buzz, Rabu, 15 Juli 2020, bahkan dalam penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa bersikap optimis tampaknya membawa manfaat yang besar bagi kesehatan. Mulai dari minimnya risiko terkena penyakit kronis hingga memiliki angka harapan hidup yang tinggi. 

Para peneliti mengatakan bahwa temuan baru tersebut, yang telah diterbitkan dalam Journal of Sleep Research, dapat menunjukkan bahwa mereka yang optimistis lebih sehat karena mereka tidur lebih baik.

Ganjar Bakal Koreksi Program Jokowi yang Tak Pas, Pengamat: Terlihat Pesimis, Bimbang

Studi lain menunjukkan bahwa orang yang optimis melakukan lebih banyak olahraga, lebih sedikit merokok dan makan makanan yang lebih sehat.

“Selain itu, mereka memiliki strategi yang lebih baik untuk mengatasi masalah dan mengalami lebih sedikit stres dalam situasi yang menantang,” kata ketua peneliti Jacob Weitzer.

Menurutnya, semua faktor itu dapat berkontribusi pada kualitas tidur yang lebih baik.

Ilustrasi tidur nyenyak.

Peserta yang memiliki skor optimisme tertinggi pada tes cenderung lebih tua, lebih sehat, lebih bahagia, lebih banyak berolahraga dan memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dibandingkan dengan peserta dengan skor optimisme menengah dan rendah.

Namun, para peneliti menunjukkan bahwa seseorang dapat meningkatkan rasa optimisme melalui berbagai latihan, seperti metode Best Possible Self.

"Ini melibatkan upaya untuk membayangkan suatu cita-cita dan menuliskan bagaimana kehidupan terbaik seseorang bisa terlihat di masa depan. Setelah beberapa minggu berlatih secara teratur, ini dapat membantu meningkatkan tingkat optimisme seseorang," jelas Weitzer.

Para peneliti menambahkan bahwa metode ini tidak harus selalu mencapai kondisi ideal, melainkan lebih tentang bagaimana berpikir untuk membantu menetapkan tujuan untuk masa depan yang optimis.

Weitzer juga mengatakan, tidak terbukti bahwa meningkatkan tingkat optimisme juga meningkatkan kualitas tidur, namun, studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa bersikap optimis mungkin memiliki metode yang lebih baik untuk mengatasi stres yang dapat mempngaruhi kualitas tidur.

Oleh karena itu, meningkatkan optimisme berpotensi menjadi cara sederhana untuk meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan risiko insomnia, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya