Awas, Telat Makan Malam Picu Berbagai Masalah Kesehatan

Ilustrasi makan/burger/junk food.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Telat makan malam sudah menjadi hal yang umum terutama bagi mereka para pekerja. Dengan sejumlah deadline, para pekerja umumnya mengesampingkan untuk urusan makan. 

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Namun, ada baiknya kalian mulai mengubah kebiasaan itu ya. Sebab, sebuah studi skala kecil terbaru di Amerika Serikat menunjukkan bahwa makan malam yang terlambat dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan.

Dilansir dari World of Buzz, Rabu, 15 Juli 2020, penelitian tersebut dilakukan oleh para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins dan diterbitkan dalam Jurnal Endokrinologi & Metabolisme Klinik Masyarakat Endokrin. Studi itu melibatkan 20 partisipan yang meliputi 10 pria dan 10 wanita sehat.

Segar dan Wangi, Inilah Khasiat Daun Mint untuk Penderita Diabetes

Mereka kemudian dibagi menjadi dua kelompok untuk menikmati makan malam dengan dua waktu yang berbeda. Kelompok pertama makan pukul 18.00 dan kelompok kedua makan malam pukul 22.00. Mereka kemudian diminta untuk tidur pukul 23.00. 

Para partisipan kemudian diberi makanan dengan jumlah kalori yang sama. Kemudian para peneliti akan mencatat kadar glukosa, insulin, trigliserida, kortisol dan penanda partisipan lainnya di malam hari dan keesokan paginya.

Terpopuler: Waktu yang Tepat untuk Makan Malam, Ini Dia Keju Paling Berbahaya di Dunia

Hasilnya menunjukkan bahwa ketika para peserta makan malam pada pukul 22.00. kadar gula darah mereka lebih tinggi dan jumlah lemak yang terbakar lebih rendah, bahkan ketika jumlah kalori yang mereka makan sama dengan kelompok yang makan pada pukul 18.00. 

"Rata-rata, kadar glukosa puncak setelah makan malam sekitar 18 persen lebih tinggi, dan jumlah lemak yang terbakar semalam menurun sekitar 10 persen dibandingkan dengan makan malam sebelumnya,” kata penulis pertama studi tersebut, Chenjuan Gu, MD, PhD.

“Efek yang kita lihat pada sukarelawan sehat mungkin lebih menonjol pada orang  dengan obesitas atau diabetes, yang sudah memiliki metabolisme yang terganggu,” tambahnya.

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa makan malam yang terlambat dapat menyebabkan obesitas dan sindrom metabolik, yang merupakan kumpulan kondisi, lingkar pinggang yang lebih tinggi, kadar trigliserida yang tinggi, kadar kolesterol baik yang rendah, tekanan darah tinggi dan gula darah puasa tinggi.

Semuanya itu bersama-sama dapat meningkatkan risiko kondisi kesehatan serius lainnya.  

Sebuah studi tahun 2018 di Spanyol juga menemukan bahwa makan malam lebih awal, pada pukul 21.00 atau dua jam sebelum tidur, membuat orang memiliki risiko kanker payudara dan prostat yang lebih rendah.

“Studi ini memberi gambaran baru tentang bagaimana makan larut malam memperburuk toleransi glukosa dan mengurangi jumlah lemak yang terbakar. Efek dari keterlambatan makan sangat bervariasi di antara orang-orang dan tergantung pada waktu tidur mereka yang biasa, "kata penulis studi yang bersangkutan Jonathan C. Jun, MD. 

“Ini menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin lebih rentan terhadap makan terlambat daripada yang lain. Jika efek metabolik yang kami amati dengan sekali makan terus terjadi secara kronis, maka makan malam yang terlambat dapat menyebabkan konsekuensi seperti diabetes atau obesitas," katanya lagi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya