91 Ribu Kasus Positif di Indonesia Waspadai 7 Lokasi Rawan Penularan

Gedung perkantoran menggunakan kaca film V-KOOL
Sumber :

VIVA – Pandemi virus corona di Indonesia masih mengkhawatirkan seiring peningkatan aktivitas masyarakat usai penerapan kehidupan normal baru (new normal). Rabu, 22 Juli 2020, berdasarkan data laporan harian COVID-19 di Indonesia tercatat ada penambahan kasus sebanyak 1.882 kasus. Sehingga total kasus konfirmasi positif di Indonesia sudah mencapai 91.751 kasus.

Pembongkaran Pasar Kutabumi Diwarnai Kerusuhan, Sejumlah Orang Mengalami Luka-luka

Dari data juga diketahui bahwa kasus kematian akibat virus corona di tanah air bertambah sebanyak 139 orang, sehingga total kasus meninggal mencapai 4.459 kasus. Sedangkan kasus pasien sembuh bertambah sebanyak 1.789 orang, sehingga total pasien sembuh mencapai 50.261 orang.

Bahkan sejumlah pakar justru sempat berujar bahwa bukan tidak mungkin jumlah kasus sebenarnya di Indonesia itu mencapai 700.000 penderita corona. Seperti yang diungkapkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Ari Fahrial dalam program Apa Kabar Indonesia Malam tvOne. 

Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun

“Perbandingan dari negara-negara tetangga, lalu ada China itu proporsinya kita jauh lebih tinggi meskipun baru saja melewati angka psikologisnya China. Bahkan kita kalau mau memang benar-benar, sebentar lagi melejitnya luar biasa, ini warning sebenarnya,” ujar dia.

Baca Juga: Banyak Artis Pindah Jadi Youtuber, Begini Cara Hitung Penghasilannya

Aksi Pelemparan Batu Warnai Pembongkaran Pasar Kutabumi Tangerang

Tak hanya itu, kekhawatiran paling besar saat ini adalah apakah jumlah yang ada sekarang benar-benar merupakan angka real yang ada di masyarakat atau justru bakal lebih melejit lagi?

“Kita kayaknya temen sama India di angka 8 persen jumlah persentase sampel yang telah telah diuji dan dilaporkan. Jadi kalau yang ditesnya di kita sudah sampai 10 juta orang, maka kasus yang ada di kita berarti 700.000. Persoalannya sebenarnya berapa jumlah kasus real yang ada di masyarakat? ini yang kita tidak tahu,” tegas Ahli Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Hasbullah Thabrany.

Kondisi tersebut membuat masyarakat perlu rajin menerapkan protokol kesehatan dan kehati-hatian agar tidak turut terinfeksi virus corona.

Selain mematuhi protokol kesehatan, masyarakat juga perlu meningkatkan kewaspadaan apabila beraktivitas di tempat-tempat yang memiliki risiko tinggi penularan. Dilansir dari laman Healthline berikut ini beberapa tempat yang rawan akan penularan virus corona.

Bar

Bar adalah salah satu tempat berisiko terjadinya penularan virus corona. Sebab bar memungkinkan terjadinya kontak jarak dekat antar pengunjung.  "Lingkungan berisiko tertinggi adalah di dalam ruangan dengan sistem udara / HVAC yang buruk, dengan ketidakmampuan untuk menjaga jarak 6 kaki yang disertai dengan suara nyaring atau teriakan semua orang tanpa mengenakan masker," kata kepala petugas kualitas di UW Health di  Madison, Wisconsin, mengatakan pada Healthline, Dr. Jeff Pothof. 

Dia menyebut, bar yang ramai dengan orang-orang yang harus berbicara keras sehingga memungkin terjadinya penularan droplet air liur atau transmisi bisa terjadi saat pengunjung melepaskan masker saat makan atau minum. 

Ruang konser, tempat ibadah, bioskop

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah memperingatkan agar tidak menghadiri pertemuan yang melibatkan 10 orang atau lebih untuk mengurangi risiko penularan COVID-19. Hal ini karena pertemuan yang melibatkan banyak orang berpotensi untuk melakukan kontak dengan seseorang yang terpapar virus. Pertemuan-pertemuan ini meliputi konser, kegiatan keagaaman, hingga bioskop.

 "Jika memutuskan untuk keluar, kamu harus selektif dalam memilih tempat. Cobalah untuk meneliti hal-hal seperti berapa banyak orang yang akan diizinkan masuk ke teater per pertunjukan?  Apakah tempat ibadah telah menerapkan protokol kesehatan?," kata pakar kesehatan masyarakat, Carol Winner, MPH, MSE. 

 Transportasi umum

Transportasi, baik itu kereta bawah tanah, bus, kereta api, atau pesawat terbang, adalah tempat lain di mana sulit untuk menjaga jarak. Seseorang juga mungkin memiliki kontak yang terlalu lama dengan orang lain, selama berada di transportasi sehingga membuatnya berisiko tinggi tertular. 

"Di pusat-pusat kota besar, sistem transit ini sangat penting dan karena ini mereka sering penuh sesak. Ini meningkatkan kemungkinan menularkan droplet yang mengandung virus dari penumpang ke penumpang melalui bersin, batuk, atau bahkan berbicara," kata ahli dalam transmisi virus melalui udara dan wakil presiden dan chief technical officer di AtmosAir Solutions, Tony Abate.

Abate mengatakan kepada Healthline bahwa penumpang harus waspada terhadap permukaan yang rawan menjadi media penularan virus corona seperti pegangan tangan, gagang pintu, dan tombol. Mencuci tangan dan menghindari menyentuh wajah sangat penting untuk meminimalkan risiko penularan dalam transportasi.

Pertemuan luar ruangan 

Sementara di luar ruangan umumnya lebih aman daripada di dalam ruangan, namun kerumunan dalam jumlah besar seperti pesta pernikahan atau pesta besar masih menimbulkan risiko serius. "Semakin banyak orang berkumpul, ada kemungkinan terjadinya penularan. Karena kemungkinan ada orang yang tidak mengenakan masker atau menjaga jarak dengan benar," kata Winner.

 Tempat kerja

 Tempat kerja menjadi lokasi rawan penularam virus corona. Sebab tempat kerja menjadi berkumpulnya banyak orang dalam durasi waktu yang cukup panjang. Di sisi lain, ruangan kantor atau pabrik yang tertutup menjadikan sirkulasi udara kurang mengalir lancar.

"Jarak sosial harus dipantau, dan perusahan juga harus  memberikan pelatihan tentang cara yang tepat untuk memakai masker serta melepas sarung tangan dan peralatan pelindung pribadi lainnya (APD) yang diperlukan dari posisi tersebut," jelas dia.

 Salon rambut dan kuku

Salon rambut dan kuku menjadi salah satu tempat paling berisiko penularan virus corona.  Ahli epidemiologi di St. Elizabeth  Perawatan kesehatan di wilayah Greater Cincinnati / Kentucky Utara, Dr. Dora Savani, menyarankan untuk memilih lokasi salon yang benar-benar aman dan menerapkan sistem protokol kesehatan yang ketat. 

Pasar

Pemerintah melalui Juru Bicara untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengungkapkan sejumlah tempat yang memungkinkan terjadinya penularan COVID-19. Yuri menjelaskan, tempat-tempat yang sangat rawan dan memungkinkan terjadi penularan adalah tempat dimana orang akan memungkinkan untuk bertemu berkumpul dengan waktu cukup lama.

Dari beberapa tempat, pasar menjadi salah satu tempat yang rawan terjadinya penularan COVID-19. Meski demikian, Yuri menjelaskan bahwa gugus tugas daerah akan melakukan pengaturan terhadap operasional pasar agar bisa menjalankan protokol kesehatan.

“Gugus tugas daerah akan melakukan pengaturan terhadap operasional pasar agar dipastikan semua pengunjung pasar, semua penjual yang berada di pasar bisa menjalankan protokol kesehatan dengan baik, demikian juga di rumah makan, di warung,” jelas Yuri di BNPB Jakarta, Minggu 28 Juni 2020.

Hingga Senin 20 Juli 2020, data dari DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat ada 1.172 kasus positif di 201 pasar yang tersebar di 26 provinsi pada 83 Kabupaten/Kota. Sedangkan sebanyak sudah 305 pedagang positif idap COVID-19 di 46 pasar tradisional di Jakarta. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya