- BIMO/ VIVA
VIVA – Duta Nasional UNICEF Indonesia, Nicholas Saputra, mengatakan kesehatan mental anak sangat berkaitan erat dengan kondisi Pandemi COVID-19 saat ini. Menurutnya, tak sedikit anak ikut merasa sedih akibat Pandemi dari penyakit menular yang berasal di Wuhan tersebut.
Bintang film Ada Apa Dengan Cinta itu mengatakan bahwa anak-anak akan merasa tak nyaman saat orang tua mengalami masalah akibat pandemi COVID-19. Sebut saja saat orang tua harus tertular dan mengisolasi terpisah dengan anak bahkan mengalami kesulitan finansial usai diberhentikan dari pekerjaannya.
Anak juga kerap merasa bosan dan bingung lantaran tak bisa bersosialisasi langsung bersama teman-temannya. Temtu saja, hal-hal tersebut dapat memicu stres dan sedih pada anak.
"Sangat wajar jika kita mengalami perasaan-perasaan seperti itu. Jadi, jangan abaikan perasaanmu terutama jika kamu merasa tidak nyaman," ujar Nicholas Saputra dalam Live Virtual BNPB, Kamis 23 Juli 2020.
Menyadari perasaan tersebut adalah hal utama yang harus dilakukan agar anak bisa mencegah masalah pada kesehatan mentalnya. Selain itu, lanjut aktor 36 tahun tersebut, anak-anak diajak aktif bergerak selama di rumah.
"Olahraga dan dukung hobi anak bisa dilakukan di rumah," kata aktor peraih Piala Citra ini.
Dengan dukungan anggota keluarga, anak bisa mendapatkan interaksi yang hangat di dalam rumah. Dengan begitu, perasaan anak akan terasa lebih baik dan menjaga suasana hatinya tetap stabil. Namun, jika anak-anak belum merasa lebih baik bahkan hingga menganggu rutinitasnya, segera ajak anak ke petugas medis yang lebih profesional.
"Kita akan merasa lebih baik jika kita berkomunikasi dengan orang-orang yang kita cintai," ujar Nicholas Saputra.
Baca juga: Bintangi AADC, Nicholas Saputra Ngaku Diceng-cengin Teman Sekolah
Jika segala cara tersebut sudah ilakukan namun anak tidak terlihat ada kemajuan, menurut Nicholas ada baiknya meminta bantuan dari orang terdekat.
"Segera minta pertolongan dari orang-orang yang kamu percaya, misalnya, kawan baikmu, saudara, orang tua, atau tenaga kesehatan,"
