Operasi untuk Hancurkan Batu Tanduk Rusa Ginjal Kini Tanpa X-ray

Ilustrasi paru-paru/rontgen/x-ray.
Sumber :
  • Freepik/pressfoto

VIVA – Batu tanduk rusa ginjal (staghorn stone), merupakan salah satu batu ginjal yang bentuknya menyerupai tanduk, dan mempunyai cabang-cabang yang terdapat di pelvis renalis sampai mengenai dua atau lebih kaliks renalis. Sehingga, membentuk gambaran seperti tanduk rusa. 

5 Pria Simpan Sabu-sabu 1,2 Kg di Dalam Anus Buat Dibawa dari Kualanamu ke Soekarno-Hatta

Nah, untuk menghancurkan batu ginjal ini diperlukan tindakan operasi. Namun jangan khawatir, teknik operasi untuk menghancurkan batu tanduk rusa ginjal di Indonesia, kini dapat dilakukan tanpa x-ray atau radiasi. 

Teknik operasi yang dilakukan dengan luka operasi minimal, yaitu Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) ini tidak lagi menggunakan x-ray melainkan dengan ultrasonografi (USG). Sehingga, tidak ada risiko paparan radiasi dan meminimalisasi konsumsi obat-obatan.

Ini Dampak Buruk Menahan Buang Air Kecil, Bisa Sebabkan Batu Ginjal

Pada Operasi PCNL bebas x-ray ini, saat membuat akses ke ginjal, biasanya menggunakan ballon dilator yang sekali pakai dan harganya cukup mahal. 

Spesialis urologi FKUI - RSCM, Dr. Ponco Birowo, Sp.U(K), Ph.D, mengembangkan teknik operasi PCNL bebas x-ray yang menggunakan Alken Telecopic Metal Dilator, yang dapat digunakan berkali-kali sehingga lebih ekonomis dari segi biaya. 

Bersihkan Ginjal dengan Hanya Konsumsi Minuman Alami Ini, Dijamin Racun Keluar Seketika

Baca Juga: #TanyaDokter: Benarkah Gatal di Kulit Disebabkan oleh Stres?

Teknik ini sudah dilaporkan dalam dua jurnal ilmiah bereputasi internasional, yaitu Research and Reports in Urology tahun 2020 dan International Urology and Nephrology juga pada 2020. Sejauh ini belum pernah ada yang melaporkan teknik operasi PCNL bebas x-ray dengan menggunakan Alken Telescopic Metal Dilator, sehingga dapat dikatakan publikasi di Jurnal Research and Reports in Urology yang ditulis oleh Dr. Ponco Birowo dan kawan-kawan, adalah laporan pertama yang menggunakan teknik ini di dunia.

"Teknik operasi bedah minimal PCNL pada umumnya menggunakan sinar X-ray (fluoroscopy) pada saat mengidentifikasi batu ginjal. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dikembangkanlah PCNL tanpa X-ray dengan bantuan USG," ujarnya saat virtual media breafing bersama Uegenia Communications, Rabu 29 Juli 2020. 

Lebih lanjut dokter Ponco menjelaskan, X-Ray free PCNL tidak menggunakan radiasi x-ray sama sekali dalam proses pencitraan. Sehingga, dapat mengurangi paparan radiasi bagi pasien, juga operator. 

Hal ini juga sangat berguna bagi pasien yang memang sensitif pada kontras, cairan yang digunakan untuk membantu memvisualisasikan struktur organ yang diperiksa. Pasien yang memiliki riwayat azotemia (peningkatan produk nitrogen di darah) juga dapat memilih prosedur ini, karena kontras dapat memicu azotemia.

Pada pasien dengan penyakit ginjal polikistik. Penggunaan USG juga dapat memperkecil kemungkinan komplikasi, karena penggunaan USG dapat mempermudah prosedur tindakan.

"PCNL merupakan teknik pembedahan minimal invasif untuk menghancurkan batu ginjal yang menggunakan jarum (needle) dan guidewire. Caranya dengan ditusukkan ke punggung pasien pada kulit dekat ginjal untuk mengakses ginjal dan saluran kemih bagian atas. Luka operasi pada teknik ini sekitar 1 cm," lanjut dia. 

Pada prosedur ini diperlukan pencitraan untuk menilai apakah akses ke ginjal sudah tercapai. Bisa menggunakan x-ray dan fluoroscopy ataupun ultrasonografi. 

"Setelah akses tercapai, saluran kemih dilebarkan dengan dilator dan dimasukan kamera untuk melihat struktur ginjal. Kemudian, batu dihancurkan. Setelah semua batu dihancurkan, dilakukan pencitraan kembali apakah masih ada batu tersisa atau tidak," tutur dokter Ponco.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya