Batu Ginjal Bisa Muncul Lagi Pasca Operasi, Begini Cara Mencegahnya

Ilustrasi ginjal
Sumber :
  • kidney.org

VIVA – Salah satu penyakit batu ginjal, batu tanduk rusa ginjal atau staghorn stone, rentan dialami oleh orang-orang yang berusia antara 55-64 tahun. Meski terdengar asing, penyakit ini ternyata telah memengaruhi 0,6 persen atau sekitar 1,2 juta orang Indonesia. 

Ancaman Tersembunyi: Penyakit Ginjal Diprediksi Masuk 5 Besar Penyebab Kematian Global di 2045!

Batu tanduk rusa sangat rentan dialami pasien yang memiliki riwayat keturunan saluran kemih, asam urat, infeksi saluran kemih, ginjal tunggal, obesitas dan sindrom metabolik. 

Gejalanya berupa sakit pinggang, buang air kecil berdarah, berpasir dan nyeri. Jika penyakitnya sudah dalam tahap lanjut akan terjadi infeksi dengan gejala demam. Sayangnya, sama seperti COVID-19, penyakit ini seringkali timbul tanpa gejala. 

Angka Kasus Penyakit Ginjal Makin Meningkat, Sedot Dana BPJS Hingga Rp2,9 T

Dengan jumlah penderitanya yang tidak sedikit, tentu penyakit ini tidak bisa dianggap remeh. Apalagi, harus dilakukan prosedur operasi untuk dapat menghancurkan batu ginjalnya. 

Menurut Dokter Spesialis urologi FKUI-RSCM, Dr. Ponco Birowo, Sp.U(K), Ph.D, penyakit batu tanduk rusa ginjal dapat muncul kembali, meski sudah dioperasi. Tetapi, hal tersebut dapat dicegah dengan menerapkan beberapa langkah berikut. 

Penyakit Ginjal Kini Serang Usia 20 Tahun, Kok Bisa?

"Mengonsumsi air mineral cukup, intinya patokannya 2 liter. Tapi, kadang-kadang kalau banyak kerja di luar, itu harus minum lebih banyak. Patokannya, kalau air kencing masih keruh berarti kurang minum," ujarnya saat virtual media briefing bersama Uegenia Communications," Rabu 29 Juli 2020. 

Selain minum air putih yang cukup, penderita penyakit ini juga harus membatasi konsumsi garam, yaitu cukup satu sendok per hari. Juga, mengontrol konsumsi protein hewani, terutama yang mengandung purin tinggi, seperti jeroan. 

"Kurangi minuman beralkohol. Banyak konsumsi makanan yang mengandung serat. Menjaga kebersihan diri untuk mengurangi kemungkinan infeksi saluran kemih. Terutama, bagi yang sering menggunakan toilet umum," lanjut dia. 

Melakukan aktivitas fisik juga penting dilakukan. Ponco menyarankan, jika melakukan aktivitas dengan intensitas sedang, minimal 150 menit per minggu. Atau, aktivitas fisik dengan intensitas berat minimal 75 menit per minggu. Bisa juga dengan mengombinasikan aktivitas intensitas sedang dan berat yang sesuai. 

"Kalau sering olahraga, kalau batu ginjalnya masih kecil, bisa keluar sendiri. Yang terakhir, menghindari obesitas karena dapat menyebabkan terjadinya penyempitan di saluran kemih," tutup dokter Ponco.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya