IDI Angkat Bicara atas Viralnya Anji dengan Hadi Pranoto

Anji eks Drive.
Sumber :
  • VIVA/Maria Margaretha Delviera

VIVA –  Nama penyanyi Erdian Aji Prihartanto atau kerap dikenal dengan Anji tengah menjadi perbincangan publik. Hal ini menyusul dengan unggahan video YouTubenya yang mewawancarai Hadi Pranoto beberapa waktu lalu.

Bikin Ngakak, Anji Jadi Korban Salah Sasaran Dikira Enji Eks Suami Ayu Ting Ting

Dalam video yang berjudul "Bisa Kembali Normal? Obat COVID-19 Sudah Ditemukan!! (Part 1)" dijelaskan Hadi Pranoto yang disebut sebagai ahli mikrobiologi, sekaligus Kepala Tim Riset Formual Antibodi COVID-19 mengklaim telah menemukan antibodi COVID-19 sebagai 'obat' yang bisa menyembuhkan dan mencegah COVID-19. Selain itu, Hadi juga mengatakan swab test untuk virus Corona bisa seharga Rp10 ribu-Rp20 ribu.

Terkait dengan hal tersebut PB Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) angkat bicara. Humas PB IDI, Halik Malik menyebut pihak tengah menelusuri informasi terkait Hadi Pranoto dan temuannya yang diungkapkan Hadi melalui wawancaranya dengan musisi Anji.

Respons IDI Soal Buka 300 Fakultas Kedokteran

"Ya, kita coba telusuri info yang benar tentang Profesor Hadi dan temuannya," kata dia 

Baca juga: Studi: Anak di Bawah Usia Lima Tahun Pembawa Virus Tingkat Tinggi?

Sang Ayah Meninggal Dunia, Anji Ungkap Ibunya Sampai Pingsan Beberapa Kali

Halik juga menjelaskan bahwa untuk standar penanganan kasus COVID-19 saat ini mengacu pada pedoman yang dibuat oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian. 

Dirinya juga mengimbau agar masyarakat tetap kritis dan tidak mudah percaya pada informasi yang belum jelas sekalipun itu disampaikan oleh public figur.  Halik meminta  masyarakat untuk kembali mengecek kebenaran sebuah info pada sumber-sumber yang terpercaya.

"Sekali lagi upaya literasi informasi sangat penting untuk mencegah terjadinya infodemi di tengah pandemi,  maraknya informasi yang tidak jelas kebenarannya tentu akan membingungkan masyarakat, olehnya itu sosialisasi dan edukasi informasi seputar COVID-19, dan penanganannya perlu terus disampaikan oleh pemerintah dan stakeholder merujuk pada pedoman yang telah dibuat Kemenkes," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya