COVID-19 Picu Keparahan Diabetes, Ini Penjelasan Ahli

Ilustrasi tes diabetes.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Centers for Disease Control (CDC) telah menambahkan diabetes tipe 2 ke daftar kelompok berisiko COVID-19, yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit parah atau kematian. Senada, Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa diabetes menempati urutan kedua penyakit penyerta kasus positif dan kasus meninggal COVID-19, setelah hipertensi.

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Hal ini berarti penyandang diabetes akan lebih rentan mengalami perparahan bahkan menyebabkan kematian jika terinfeksi COVID-19. Kondisi tersebut dipicu oleh tingginya gula di dalam darah pada pengidap diabetes.

"Apabila seseorang yang memiliki penyakit diabetes terpapar virus COVID-19, maka mereka memiliki potensi lebih besar untuk mengalami tingkat keparahan yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan fluktuasi level gula darah dan kemungkinan adanya komplikasi diabetes lainnya," ujar dokter spesialis penyakit dalam, dr. Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, FES, dalam Konferensi Pers Vìrtual bersama Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Rabu 5 Agustus 2020.

Segar dan Wangi, Inilah Khasiat Daun Mint untuk Penderita Diabetes

Baca juga: Keputihan Akibat Jamur Atau Bakteri, Ini Tandanya

Dengan kata lain, penyandang diabetes harus lebih waspada dan disiplin dalam menjaga kadar gula darah senantiasa berada dalam kisaran target untuk mencegah terjadinya komplikasi. Disiplin dalam mencegah komplikasi ini tentunya juga tak hanya saat pandemi COVID-19, tetapi harus dijalankan setiap saat agar penyandang diabetes dapat beraktivitas secara normal. 

5 Penyakit yang Sering Mengintai Usai Lebaran, Jangan Terlena Makan Opor dan Kue Kering!

Namun, pada saat pandemi COVID-19 ini masyarakat cenderung takut untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan. Hal ini terlihat dari survey MarkPlus Industry Roundtable edisi ke 20 yang membahas institusi kesehatan selama COVID-19.

Berdasarkan hasil survei cepat yang dilakukan, masyarakat semakin takut untuk mengunjungi rumah sakit sejak pandemi. 71,8 persen responden mengaku tidak pernah mengunjungi rumah sakit ataupun klinik sejak adanya COVID-19.  
  
“Ketakutan masyarakat untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan ini dapat mengakibatkan pasien diabetes mengurangi kepatuhan dalam menjalankan pengobatan dan memeriksa kadar gula darahnya, sehingga apabila kepatuhan ini berkurang dan gula darah naik dari kisaran target, pasien diabetes berisiko tinggi untuk mengalami komplikasi di masa depan walaupun tidak terinfeksi COVID-19” lanjut Dr. Roy. 
 
Cara termudah untuk mencegah komplikasi adalah dengan menjaga kadar gula darah dalam rentang normal. Hal ini dapat dicapai dengan kepatuhan dalam menjalankan pengobatan baik dengan obat oral maupun insulin, dan tetap berkonsultasi dengan dokter.

"Pantau kadar gula darah selama di rumah. Pola hidup harus diperbaiki apalagi saat di rumah, tetap banyak gerak dan perbanyak makan serat," tuturnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya