- U-Report
VIVA – Perubahan yang terjadi pada wanita hamil sangat beragam dan memiliki keunikan masing-masing termasuk keluhan bulu atau rambut yang lebat di beberapa area di tubuh. Tak sedikit yang mengalami pertumbuhan bulu tebal di wajah yang membuat para ibu hamil merasa minder. Lantas, perlukah dicukur?
Dipaparkan oleh ujar dokter spesialis kulit dan kelamin Klinik Bamed, dr Vita Siphra Sirait dalam Virtual Media Briefing Bamed Healthcare, Rabu 26 Agustus 2020, bahwa hormon estrogen yang berperan besar terkait pertumbuhan bulu yang lebat.
"Normalnya sebelum hamil, di daerah wajah, punggung ada rambut yang biasanya halus. Saat hamil, karena peningkatan hormon estrogen memengaruhi pertumbuhan rambut, jadi lebih tebal," ujarnya.
Baca juga: CDC Sebut Orang Tanpa Gejala Tak Perlu Tes COVID-19
Meski begitu, saat momen kehamilan berakhir, maka hormon estrogen akan kembali ke kadar semula. Bahkan biasanya para ibu menyusui akan mengalami rambut atau bulu yang rontok dan kembali di kondisi semula.
"Ibu hamil tidak usah khawatir ini (rambut yang lebat) tidak menetap. Mungkin ada beberapa ibu hamil yang khawatir misalnya mengganggu, karena rambut di area wajah. Mencukur sebagian besar tidak akan meningkat jumlah rambut atau membuat rambut lebih cepat tumbuh," kata Vita lagi.
Namun, bahaya mencukur sendiri bisa memunculkan luka pada kulit. Luka tersebut jika terjadi secara berulang, bisa menimbulkan efek buruk pada kulit seperti iritasi. Maka, mencukur bulu rambut harus penuh kehati-hatian atau sebaiknya tak dilakukan.
"Kalau tidak mengganggu, tidak usah dicukur. Bisa juga pakai make up atau masker untuk menutupi area rambut yang tebal di muka," tuturnya.