Kedelai Picu Pria Jadi Lebih Feminin, Mitos atau Fakta?

Susu kedelai.
Sumber :
  • Pixabay/rawpixel

VIVA – Kedelai merupakan salah satu bahan alami yang memiliki beragam khasiat untuk tubuh. Namun, tak sedikit yang mengaitkan kedelai serta olahannya dengan sisi kesehatan termasuk soal kecenderungan pria yang bersikap feminin. Benarkah?

ARRAY Tampilkan Siluet Klasik dengan Sentuhan Modern dan Feminin di PIFW 2024

Pakar Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University Dr. Rimbawan mengatakan bahwa kedelai dan olahannya memiliki kandungan isoflavon yang bersifat seperti antioksidan. Tetapi, kandungan isoflavon juga memiliki molekul serupa seperti hormon estrogen yang diproduksi pada wanita.

Baca Juga: Cara Olah Kedelai untuk Bantu Turunkan Kolesterol

10 Makanan yang Bisa Turunkan Gairah Seks, Pria Wajib Tahu

"Kedelai ada isoflavon molekul mirip estrogen. Maka dihubungkan dengan teori pria yang mengonsumsi kedelai dan olahannya bisa memicu sisi feminim," kata Rimbawan dalam acara Webinar bertema ‘Menebar Kebaikan dalam Tulisan’, beberapa waktu lalu.

Rimbawan menegaskan bahwa hormon estrogen dengan kadar isoflavon memang molekulnya serupa secara kimiawi. Tetapi, sifatnya ternyata bertolak belakang antara hormon estrogen dari kedelai dan yang diproduksi di tubuh.

Di Tengah Ingar-Bingar Pemilu, Perajin Tahu di Jombang Menjerit Harga Kedelai Impor Naik

"Estrogen dari tanaman memang mirip molekulnya tapi sifatnya malah bertolak belakang dengan estrogen dari hormon wanita. Sifat isoflavon, berbeda dengan estrogen yang dibuat Tuhan pada para perempuan," lanjut Rimbawan.

Lebih lanjut mengenai kandungan isoflavon dalam kedelai, ternyata dapat mencegah kanker. Namun, asupan kedelai disarankan sejak remaja agar bisa memberi khasiat yang efektif.

"Sebagian besar penelitian yang sifatnya observasi menunjukkan bahwa konsumsi produk kedelai mengurangi risiko kanker payudara," tutur Rimbawan.

Studi tersebut juga menemukan bahwa perempuan di Asia lebih sedikit mengidap kanker payudara dibanding perempuan di negara-negara maju. Hal itu ternyata terdapat peran dari kedelai yang cukup besar.

"Salah satu jawabannya adalah konsumsi kedelai. Tingkat konsumsi kedelai perempuan di Asia lebih tinggi dibandingkan negara lain," kata Rimbawan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya