Ahli Klaim WHO Tahu Virus Corona Dibuat oleh China

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Sembilan bulan setelah pandemi virus corona atau COVID-19 berlangsung, masih banyak yang belum diketahui mengenai virus ini. Tapi satu yang pasti, kasus paling awal dari virus yang sudah menewaskan 31,6 juta jiwa di seluruh dunia itu, berasal dari pasar makanan laut basah di Wuhan, China.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Sementara badan-badan medis dan negara-negara terkemuka telah mencoba mencari tahu dari mana asalnya. Dalam putaran peristiwa baru, seorang ahli virus China, yang mencari perlindungan di Amerika, telah membuat klaim bahwa virus yang telah menyebabkan kerusakan besar-besaran itu berasal dari fasilitas pemerintah di China.

Baca Juga: Hati-hati, Penderita Diabetes Lebih Sulit Sembuh Jika Kena COVID-19

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Klaim yang dibuat oleh Dr Li-Meng Yan, seorang ahli virologi, yang melarikan diri dari China pada April 2020, muncul dalam sebuah wawancara yang diberikan kepada saluran televisi, WION. Sejak deklarasi tersebut dibuat, laporan itu menjadi viral di internet.

"SARS-COV-2 adalah virus buatan manusia," kata Dr Li-Meng Yan, dikutip VIVA dari Times of India, Rabu, 23 September 2020.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Ilustrasi Virus Corona COVID-19

Dr Yan bukan satu-satunya ahli yang membuat klaim mencurigakan terkait asal virus SARS-COV-2. Dia mengatakan, virus itu direkayasa di laboratorium oleh manusia. Yan juga mengklaim bahwa pemerintah China telah memiliki pengetahuan sebelumnya terkait penularannya.

Dokter Yan, yang juga terlibat dalam penyelidikan wabah pertama yang dilaporkan di dunia, yaitu yang berasal dari Wuhan, mengklaim bahwa virus itu sudah menyebar sebelum pasar makanan laut Wuhan menjadi berita dan menyebutnya sebagai virus yang lengkap.

Saat itu, dia ditugaskan untuk menganalisis sampel ketika sekelompok kasus mirip SARS itu mulai diamati. Klaim Dr Yan ini dapat mendukung bukti bahwa kasus COVID-19 paling awal terlihat pada November 2019, dan bukan pada akhir Desember, seperti yang diberitakan.

Dr Yan juga mengatakan, virus corona sudah banyak diketahui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan menuduh mereka telah menutup-nutupi. Seperti diketahui, WHO sendiri telah dikritik, salah satunya dari AS karena dianggap tidak berbuat banyak untuk memerangi penyebaran penyakit.

Saat ini, Yan dilaporkan sedang dalam proses menerbitkan semua klaim yang dia buat, sehingga dapat diakses oleh masyarakat umum.

"Siapa pun, meskipun Anda tidak memiliki pengetahuan biologi, akan dapat membacanya, dan memeriksa serta mengidentifikasi dan memverifikasinya sendiri," tutur Dr Li-Meng Yan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya