Jangan Keliru, Ini 6 Mitos dan Fakta Terkait Kedelai

Susu kedelai
Sumber :
  • Pixabay/ bigfatcat

VIVA – Kedelai bisa ditemukan dalam berbagai olahan makanan, seperti tempe, tahu, atau pun dimanfaatkan untuk dibuat susu. Rasanya yang lezat, tidak heran jika tanaman jenis polong-polongan ini sering dimanfaatkan untuk diolah menjadi berbagai jenis makanan. 

10 Makanan yang Bisa Turunkan Gairah Seks, Pria Wajib Tahu

Tidak hanya itu, kedelai juga memiliki banyak kandungan yang menyehatkan lho. Antara lain, vitamin C, protein, folat, magnesium, kalsium, zat besi, fosfor, kalium, tiamin, dan masih banyak lagi. 

Tapi sayangnya, tak sedikit yang jadi enggan mengonsumsi kedelai karena banyak mitos yang beredar terkait kedelai ini, mulai dari menyebabkan alergi, jerawat, hingga menyebabkan kanker. Benarkah demikian? 

Di Tengah Ingar-Bingar Pemilu, Perajin Tahu di Jombang Menjerit Harga Kedelai Impor Naik

Baca Juga: Kandungan Sehat Kedelai, Pangkas Berat Badan hingga Kontrol Gula Darah

Kacang kedelai.

Anak Mudah Tertular Penyakit Akibat Imun Rendah, Pakar Imbau Cegah Pakai Tempe

Pakar Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Dr. Rimbawan, akan membeberkan seputar mitos dan fakta terkait kedelai ini. Yuk, kita bahas satu per satu. 

Sebabkan alergi? 
"Jika dibandingkan dengan kejadian alergi dari kacang, atau susu, ternyata, kedelai rendah jika dibandingkan dengan alergi terhadap gandum, ikan, telur, dan lain-lain," ujar Rimbawan saat Webinar bertema ‘Menebar Kebaikan Melalui Tulisan’, baru-baru ini. 

Baca Juga: Rajin Konsumsi Kedelai, Kamu Bisa Terhindar dari Kanker Payudara

Kacang kedelai.

Kesimpulannya, menurut Rimbawan, memang ada risiko atau kemungkinan alergi. Namun, jumlah atau proporsinya jauh lebih kecil dibandingkan produk-produk lain. 

Sebabkan kanker? 
"Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi produk kedelai berkaitan dengan peningkatan jumlah jaringan payudara pada wanita. Maka secara hipotesis, ini meningkatkan risiko kanker," kata dia. 

Nyatanya, pada sebagian besar penelitian yang sifatnya observasi, menunjukkan bahwa konsumsi produk kedelai malah dapat mengurangi risiko kanker payudara. Sedangkan pada data lain, beberapa penelitian terkait senyawa kedelai, termasuk isoflavon, juga berpotensi memiliki efek untuk mencegah kanker. 

Susu Kedelai.

Temuan lain juga memperkuat manfaat kedelai dalam mencegah kanker payudara. Kabar baiknya, wanita Asia lebih sedikit kejadian kanker payudaranya dibandingkan negara Barat. Salah satunya, karena konsumsi kedelai pada perempuan di Asia lebih tinggi, dibandingkan dengan di Barat. 

Baca Juga: 6 Tips Mengolah Tahu yang Belum Diketahui Banyak Orang

Aman untuk laki-laki
"Kedelai aman buat laki-laki yang sedang mencoba untuk membuahi. Saya punya mahasiswa S3 di IPB, yang melakukan percobaan hewan dengan tikus. Kemudian tikusnya diberi kedelai," kata dia. 

Pekerja menjemur kedelai hitam untuk bahan pembuat kecap di industri kecap tradisional di Pekandangan, Indramayu, Jawa Barat

"Lalu, dilihat apakah tikus itu spermatogenesisnya mampu membuahi induk betinanya. Ternyata sama saja. Mau dikasih soya bean atau yang lain, tidak ada efek yang menunjukkan dia menjadi steril. Tetap saja dia prevail," lanjut Rimbawan. 

Tingkatkan kemampuan kognitif atau daya ingat pada lansia
Bukti-bukti menunjukkan, kedelai mempunyai hubungan dengan kemampuan kognitif atau daya ingat pada lansia. Pada penelitian yang dilakukan pada 2014, belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa konsumsi isoflavon kedelai, ada hubungannya dengan daya ingat pada golongan lanjut usia. 

Kedelai

"Pada penelitian 2018, terdapat bukti kemampuan untuk bereaksi, kecepatan untuk membuat alasan ketika kita berikan pernyataan atau kasus setelah mengonsumsi isolat protein kedelai. Selain isoflavon, proteinnya juga mempunyai efek-efek yang positif," tutur Rimbawan. 

Tahun 2020, ada penelitian systematic radio and meta analysis, yang mengumpulkan banyak jurnal. Kemudian didapatkan 16 penelitian yang disebut randomlize clinical trial atau uji klinis. Ada 1486 orang yang dilibatkan dalam penelitian ini, sebagian besar adalah orang-orang yang sudah menopause, umurnya rata-rata 60 tahun. Bagaimana hasilnya? 

"Hasilnya mendukung penemuan potensi isoflavon kedelai dalam menurunkan risiko penurunan kemampuan kognitif dan demensia. Jadi, konsumsi kedelai yang mengandung isoflavon akan menurunkan risiko agar tidak mudah lupa," terang dia. 

Menjaga kesehatan kulit
Referensi pada 2014 menyatakan, adanya isoflavon, asam lemak omega 3, vitamin C dan E, serta likopen yang terkandung dalam kedelai, jika dikonsumsi secara oral selama 14 minggu berturut-turut, secara signifikan dapat mengurangi kerutan pada wajah. 

Tempe kedelai

Menyebabkan jerawat? 
Ada mitos yang beredar bahwa kandungan fitoestrogen dalam kedelai, jika dikonsumsi berlebihan, dapat mengurangi kadar estrogen, sehingga mengganggu keseimbangan hormon dan menyebabkan timbulnya jerawat. 

"Padahal tidak seperti itu. Estrogen yang dalam tubuh dengan fitoestrogen yang ada di luar tubuh berbeda. Menurut para dokter juga tidak demikian. Beberapa jenis kacang-kacangan malah sifatnya positif untuk kulit. Kacang kedelai juga kaya omega 3, baik untuk kecantikan kulit. Jadi, informasi di atas itu mitos," tegas Rimbawan. 

Ilustrasi kacang kedelai

Rimbawan mengatakan, sebenarnya kedelai memiliki banyak manfaat baik, tapi jangan sampai dirusak karena cara pengolahan yang tidak tepat. Menurut Rimbawan, pemanasan suhu tinggi akan mengurangi kadar protein dan isoflavon dalam kedelai. 

"Kemudian yang kita sarankan adalah tidak digoreng dengan menggunakan minyak yang sangat banyak. Itu akan mengurangi risiko berkurangnya zat gizi. Lalu, pilih produk kedelai yang sumber protein kedelainya lebih tinggi, agar mendapatkan manfaat lebih dari kedelai yang kita konsumsi," tutup dokter Rimbawan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya