4 Alasan Tertinggi Masyarakat Tidak Menerapkan Protokol Kesehatan

Ilustrasi : keadaan bisnis restoran dikala PSBB
Sumber :
  • vstory

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS), merilis hasil survei yang dilakukan secara online, mengenai perilaku masyarakat di masa pandemi virus corona atau COVID-19.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Salah satu dari hasil temuan tersebut, yang melibatkan 90.967 orang, selama kurun waktu 7-14 September 2020, menyatakan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat dalam memakai masker tergolong tinggi. Namun, kabar baik tersebut tidak diiringi dengan mencuci tangan serta menjaga jarak.

Kepala BPS, Dr Suhariyanto, kemudian menyoroti, dari hasil survei tersebut, ada beberapa alasan tertinggi mengapa masyarakat enggan menerapkan protokol kesehatan. Berikut hasilnya.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Baca juga: Agar Tak Tertular, Begini Cara Cegah Virus Corona di Dalam Ruangan

"Bahwa 55 persen berpendapat karena tidak ada sanksi. Jadi, pemerintah saat ini sudah menerapkan sanksi, nampaknya ke depan sanksi ini perlu dipertegas lagi," ujarnya saat konferensi pers virtual, di YouTube BNPB Indonesia, Senin 28 September 2020.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Alasan kedua yang memicu masyarakat masih mau tidak mau dalam menerapkan protokol kesehatan terkait memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak atau 3M adalah, tidak adanya kejadian penderita COVID-19 di lingkungan sekitar mereka.  

"Kemudian yang ketiga, ada yang beralasan bahwa 33 persen ada yang tidak menerapkan protokol kesehatan, karena itu mengganggu pekerjaannya," ujar dia.

Sedangkan 19 persen responden menjawab, mereka tidak menerapkan protokol kesehatan karena aparat atau pimpinannya tidak memberikan contoh.

"Jadi, nampaknya ke depan ini perlu sentuhan seluruh pimpinan, seluruh aparat harus memberikan contoh supaya masyarakat mengikuti," kata dokter Suhariyanto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya