Amankah ke Dokter Gigi di Masa Pandemi?

Hidup Sehat
Sumber :
  • Dokumentasi tvOne

VIVA – Di masa pandemi virus corona atau COVID-19 ini, rasanya datang ke rumah sakit adalah hal yang menakutkan. Karena banyak orang berpandangan, pasien COVID-19 ada di sana, sehingga meningkatkan risiko tertular. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Apalagi jika harus datang ke dokter gigi. Di mana antar dokter dan pasien akan terjadi kontak secara langsung. Belum lagi kalau dilakukan tindakan, karena mulut merupakan penularan utama terjadinya COVID-19. 

Menanggapi hal ini, drg. Tengku Annisa Utami, pun mengakui bahwa tindakan pada gigi yang mengharuskan membuka mulut, merupakan penularan utama COVID-19, baik dari pasien ke dokter, dokter ke pasien, atau pun dari pasien satu ke pasien lain. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Baca juga: Masker Scuba Dilarang, Ini Lho Penjelasannya

Lalu, jika sudah seperti ini, sebenarnya amankah pergi ke dokter gigi di masa pandemi? Dokter Tengku Annisa, akan memberikan penjelasannya. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Aman atau tidak itu tergantung," ujarnya dalam Webinar Hidup Sehat bertema Sakit Gigi di Tengah Pandemi, Amankah ke Dokter Gigi?', yang diselenggarakan Rabu 30 September 2020. 

"Di awal masa pandemi, itu kebanyakan dokter gigi sendiri yang campaign bahwa kita tunda ke dokter gigi kalau tidak emergency. Jadi, kalau tidak emergency lebih baik kita jangan ke dokter gigi dulu. Kita berbondong-bondong untuk memberi tahu masyarakat hal itu," tutur dia. 

Namun, Annisa melihat, jika pergi ke dokter gigi hanya pada saat emergency, kasus-kasus yang semula ringan, malah jadi bertambah parah. 

"Akhirnya semua orang sakit. Dan misalnya sudah sakit, itu perawatannya bukan perawatan yang mungkin bukan cuma satu kali datang. Harus berkali-kali datang ke dokter gigi," kata dia. 

Namun, Annisa menjamin tentunya klinik gigi atau rumah sakit sudah menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Di mana tim medis menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), dan juga menerapkan prosedur lainnya yang menjamin keamanan pasien. 

"Kita kasih jeda juga setelah pasien satu ke pasien berikutnya untuk mensterilkan ruangan. Bahkan, ada beberapa pasien yang juga diberikan APD sederhana selama tindakan," tutur Tengku Annisa.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya