Peneliti Kembangkan Metode Baru untuk Ungkap Pola Mutasi Virus Corona

Pandemi Corona, Virus COVID-19
Sumber :
  • vstory

VIVA – Para ilmuan diketahui telah mengembangkan metode untuk mengidentifikasi dan memberi label pada versi mutasi dari virus corona baru yang menyebabkan COVID-19 dengan cepat. 

Arab Saudi Minta Jemaah Haji Pakai Masker Saat Berada di Dua Masjid Ini

Metode tersebut diketahui menggunakan informasi dari basis data global informasi pengujian,  yang dapat membantu dalam pengembangan terapi melawan virus corona tersebut.  

Dijelaskan dalam jurnal PLOS Computational Biology, metode tersebut nantinya akan mengidentifikasi pola dari volume informasi genetik virus, dan dapat mengidentifikasi apakah virus telah berubah secara genetik.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Baca juga: Waspada Mom, Kematian Anak karena COVID-19 di Indonesia Tinggi

Menurut para peneliti, termasuk dari Drexel University di AS, metode tersebut dapat digunakan untuk mengkategorikan virus dengan perbedaan genetik kecil menggunakan tag yang disebut Informative Subtype Markers (ISM).

Kasus COVID-19 Naik, Gibran Gerak Cepat Mitigasi di Solo

Dalam studi saat ini, mereka mengkategorikan sedikit variasi genetik dalam novel coronavirus SARS-CoV-2 dan menghasilkan label yang tersedia untuk umum bagi para ilmuwan di seluruh dunia.

"Jenis virus SARS-CoV-2 yang kami lihat dalam tes di Asia dan Eropa berbeda dari jenis yang kami lihat di Amerika," kata salah satu penulis studi dari Universitas Drexel, Gail Rosen seperti dikutip dari laman Times of India. 

Baca juga: Vaksin COVID-19 dari Oxford Siap Akhir Tahun Ini?

Dijelaskan, bahwa mengidentifikasi variasi memungkinkan para peneliti untuk melihat bagaimana virus berubah saat berpindah dari satu populasi ke populasi lainnya.  Metode ini juga, kata Rosen dapat menunjukkan kepada para peneliti area di mana jarak sosial berhasil mengisolasi COVID-19..

Saat virus menyebar

Menurut peneliti, ISM sangat berguna karena tidak memerlukan analisis rangkaian genetik lengkap virus untuk mengidentifikasi mutasinya. Selain itu, alat tersebut juga mengidentifikasi posisi tertentu dalam urutan genetik virus yang berubah bersama ketika virus menyebar. 

Menurut para ilmuwan, dari awal April hingga akhir musim panas tahun ini, tiga posisi dalam urutan SARS-CoV-2 yang berada di berbagai bagian genom bermutasi pada waktu yang bersamaan. Mereka mengatakan salah satu bagian ini terkait dengan pembentukan protein lonjakan virus yang memungkinkannya masuk ke sel yang sehat.

Sementara itu, dijelaskan peneliti perlu penyelidikan lebih lanjut tentang bagaimana mutasi simultan ini berdampak pada transmisi dan keparahan virus. Para peneliti juga mengatakan, situs yang berubah bersama dapat digunakan untuk mengkonsolidasikan label subtipe menjadi 11 molekul dasar.

"Ini setara dengan memindai kode batang daripada mengetik nomor kode produk lengkap. Ini memungkinkan kami untuk melihat sidik jari yang sangat spesifik dari COVID-19 dari setiap wilayah di seluruh dunia, dan untuk melihat lebih dekat pada wilayah yang lebih kecil untuk melihat perbedaannya," tuturnya.

Selain membantu para ilmuwan memahami bagaimana virus berubah dan menyebar, para ilmuwan percaya metode tersebut juga dapat mengungkapkan bagian kode genetiknya yang tampaknya tetap tahan terhadap mutasi, sebuah penemuan yang dapat dimanfaatkan dengan pengobatan untuk memerangi virus.

"Kami melihat bahwa protein lonjakan dan bagian dari virus yang bertanggung jawab untuk mengemas materi genetiknya telah mengembangkan beberapa mutasi besar, tetapi sebaliknya mereka berubah pada tingkat yang lebih lambat," kata rekan penulis studi dari Universitas Drexel, Bahrad Sokhansanj 

Yang penting, kata Sokhansanj, keduanya merupakan target kunci untuk memahami tanggapan kekebalan tubuh, mengidentifikasi terapi antivirus, dan merancang vaksin. 

Jumlah pasien COVID-19 masih tinggi, maka jangan lupakan 3M: memakai masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan.

#pakaimasker
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitanganpakaisabun
#ingatpesanibu
#satgascovid19

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya