Ibu, Hindari 4 Kesalahan Ini Demi Cegah Anak Stunting

Ilustrasi parenting/orangtua dan anak/anak makan.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Lima tahun pertama adalah masa emas dalam pertumbuhan anak. Di periode ini, orangtua harus memberikan nutrisi seimbang untuk mendukung tumbuh kembang anak. Anak yang kekurangan nutrisi berisiko mengidap stunting yang pada akhirnya akan berdampak pada kondisinya saat dewasa nanti.

Waspada Bahaya Diare pada Anak! Kenali Gejalanya Segera!

Untuk memastikan si kecil mendapatkan tumbuh kembang yang ideal, ada sejumlah kesalahan yang harus dihindari orangtua.

Baca Juga: Jangan Asal, Ini Cara Tepat Ukur Berat dan Tinggi Anak

Bahaya Fatherless Bagi Anak, Rentan Terjebak Toxic Relationship

Berikut ini empat di antaranya seperti diungkapkan oleh Jose Rodolvo V Dimaano Jr, MD, Area Medical Director Abbott Pacific-Asia saat berbincang dengan VIVA, Kamis, 8 Oktober 2020.

1. Memasak makanan dengan cepat

Banyak Anak ke Sekolah Tak Sarapan, Ahli Gizi: Padahal Bisa Dukung Prestasi Akademik

Ilustrasi fast food/makanan cepat saji.

Yang satu ini disebut Jose bukan kesalahan, tapi lebih ke arah kecenderungan. Di mana orangtua memasak makanan dengan cepat saat mereka sedang sibuk atau harus menjalankan aktivitas.

"Yang terjadi adalah mereka memasak makanan yang mudah dimasak. Seperti makanan olahan yang tak memiliki nutrisi baik bagi anak. Misalnya, makanan cepat saji yang mudah dimasak, mudah digoreng, makanan manis, asin dan berminyak," ujar Jose.

Banyak orangtua yang berpikir, saat anak sudah makan berarti ia akan sehat. Padahal belum tentu.Aapalagi kalau yang diberikan adalah makanan-makanan tadi yang tak mengandung nutrisi baik bagi si kecil.

2. Memberikan makanan yang sama setiap hari

Anak kecil sedang makan

Dengan memberikan jenis makanan yang sama setiap harinya, Maka Anda tidak memberikan nutrisi beragam kepada anak. Padahal sang buah hati membutuhkan nutrisi tipe 1 dan 2 yang seimbang. Nutrisi tipe 1 adalah nutrisi yang mendukung fungsi biokimia biochemical seperti vitamin.

Sedangkan tipe 2 adalah nutrisi yang mendukung pertumbuhan dan bentuknya adalah energi, seperti karbohidrat, lemak, protein, kalsium dan zinc.

3. Membiarkan anak makan camilan di antara jam makan

Kentang goreng.

Menurut Jose, sebenarnya camilan itu baik kalau anak Anda aktif. Itu karena anak aktif membutuhkan banyak energi.

"Namun, kalau Anda memberikan banyak camilan di antara jam makan, seperti antara makan siang dan malam, kemungkinannya anak Anda tak mau makan malam karena kenyang. Padahal umumnya camilan yang diberikan juga tidak mengandung nutrisi," ucapnya.

Ia juga mengatakan bahwa terkadang orangtua yang merasa kasihan pada anak, sehingga memilih untuk memberi camilan meski itu tidak menyehatkan. Padahal kita lebih bertanggung jawab atas apa yang kita berikan pada anak, terutama soal camilan.

Untuk itu, yang bisa Anda lakukan adalah memberi camilan sehat secukupnya. Anda juga bisa memilih suplemen bernutrisi yang bermanfaat bagi tumbuh kembang sang buah hati.

4. Tidak memantau perkembangan

Ilustrasi pengukur tinggi badan

Tak hanya tidak memantau tumbuh kembang, bahkan masih ada orangtua yang tidak memahami parameter perkembangan pada anak. Kata Jose, banyak orang berpikir anak yang gemuk adalah anak yang lucu. Tapi itu bukan parameter utama kesehatan anak.

"Lebih penting melihat tinggi anak. Orangtua harus lebih sering memonitor dan mengukur tinggi badan anak dibandingkan menimbang berat badan," kata Jose.

Lebih lanjut, Jose mengatakan, sebenarnya berat badan anak itu penting, tapi bukan indikator terpenting dalam kesehatan anak. Indikator perkembangan anak yang terpenting adalah tinggi, berat badan dan imunitas.

"Ada hubungan kuat antara imunitas dan perkembangan anak. Kalau anak sering sakit, bahkan anak kembar yang lebih sedikit terkena infeksi akan memiliki badan yang lebih tinggi," jelas Jose.

Sementara berat badan bisa berubah-ubah dengan cepat. Namun, tinggi badan perlu waktu untuk melihat perbedaan dan kemajuannya.

Ia kemudian kembali menekankan pentingnya memberikan nutrisi baik dan seimbang di lima tahun pertama hidup anak agar si kecil terhindar dari stunting.

Stunting bisa menyebabkan perkembangan kognitif dan otak yang buruk di masa depan. Stunting juga bisa mengurangi performa akademis, menurut studi. Anak yang obesitas juga berisiko mengembangkan penyakit kronis saat dewasa.

"Stunting adalah kombinasi gejala dan kondisi negatif yang berbeda. Itulah kenapa memantau tinggi anak sangat penting dilakukan terutama di lima tahun pertama hidup anak," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya