Banyak Tak Percaya COVID-19, Psikolog: Jangan Dipermalukan

Virus Corona COVID-19.
Sumber :
  • dw

VIVA – Tak sedikit yang menganggap bahwa wabah COVID-19 hanya kabar bohong dan dinilai sebagai konspirasi. Psikolog Liza Marielly Djaprie menyebut bahwa perilaku sebagian masyarakat tersebut terjadi lantaran minim edukasi.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Ia pun mengimbau agar masyarakat dengan perilaku tersebut bisa diajak berdiskusi secara santai. Sebab, mereka sebenarnya bersikap demikian lantaran ingin didengar pendapatnya.

"Ada cara baik yaitu edukasi yang tepat dengan cara diajak ngobrol, mereka ini hanya ingin didengar pendapatnya," kata Liza dalam acara virtual bersama lembaga survei KedaiKOPI, beberapa waktu lalu.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Baca juga: Geger Virus Corona Picu Babi Diare, Berpotensi Menular ke Manusia

Dengan pendekatan tepat, lanjut Liza, maka masyarakat akan lebih mengenal bahaya dan cara penularan COVID-19 sehingga bisa lebih waspada. Sementara, jika memberi penjatuhan sanksi hanya akan mempermalukan mereka tanpa memberi efek jera lantaran tak memahami dengan jelas.

Terpopuler: Manfaat Belimbing Wuluh sampai Tanggapan Buya Yahya Soal Kasus Inses

"Jangan sanksi yang menjadikan mereka bahan lelucon, misal mereka (orang tak percaya) malah mengunggahnya ke media sosial untuk dipermalukan," lanjut Liza.

Faktor lain yang memicu ketidakpedulian akan bahaya COVID-19 kemungkinan dari sisi ekonomi. Sebagian masyarakat kalangan bawah seolah tak peduli dengan bahaya COVID-19 sehingga masih tetap bebas bekerja tanpa menerapkan protokol kesehatan.

"Banyak yang tidak peduli dengan bahaya, karena mereka lapar dan harus memenuhi kebutuhan hidup. Mereka ingin memenuhi kebutuhannya dan keluarganya," tuturnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya