Penelitian Terbaru, Bagaimana Virus Corona Bisa Menyerang Otak

Ilustrasi otak manusia.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Pandemi virus corona telah merenggut nyawa lebih dari 1 juta orang lebih dan menginfeksi lebih dari 38,3 juta orang di seluruh dunia. Virus ini menyerang paru-paru dan organ vital tubuh lainnya termasuk ginjal, jantung, dan hati.  

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Namun, penelitian terbaru mencatat bahwa virus corona juga berdampak pada otak karena dokter semakin banyak menyaksikan gejala neurologis pada pasien COVID-19.

Penelitian terbaru menunjukkan bukti yang jelas bahwa virus SARS-CoV-2 menyebabkan berbagai manifestasi neurologis dan juga menyerang sel-sel otak. Studi pertama telah dipublikasikan di jurnal Neurology yang dilakukan pada 64 pasien COVID-19 dengan usia rata-rata 66 tahun di 11 rumah sakit.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Baca juga: 

Dari penelitian itu, ditemukan bahwa gejala neurologis yang paling umum pada pasien adalah kebingungan (53 persen), diikuti oleh agitasi (31 persen), tanda-tanda klinis keterlibatan saluran kortikospinalis diamati sebesar 31 persen dan 16 persen pasien menderita sakit kepala.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Lebih lanjut, hasil MRI dari 54 persen pasien dianggap abnormal, demikian laporan yang dikutip dari laman Times of India. 

Penelitian kedua yang dipublikasikan di Annals of Clinical and Translational Neurology melibatkan 509 pasien.  Sesuai laporan, 215 pasien telah mengembangkan manifestasi neurologis pada awal penyakit, 315 pasien selama rawat inap dan 419 pasien selama perjalanan penyakit.  

Para peneliti menemukan bahwa manifestasi neurologis yang paling umum dari penyakit ini termasuk mialgia (44,8 persen), sakit kepala (37,7 persen), 31,8 persen menderita ensefalopati, 29,7 persen mengalami pusing, 5,9 persen menderita dysgeusia (indera perasa terganggu), dan 11,4 persen pasien menderita anosmia (kehilangan penciuman).

Temuan kedua penelitian tersebut mencatat bahwa pasien COVID-19 dapat mengembangkan manifestasi neurologis karena penyakit tersebut.  Penularan yang sangat menular juga terkait dengan manifestasi neurologis yang parah dan fatal dari penyakit tersebut, termasuk stroke dan ensefalitis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya