- Dokumentasi RSPI
VIVA – Memiliki kulit yang sehat tentu membuat penampilan lebih menarik. bahkan, memiliki kulit putih membuat sebagian besar orang merasa percaya diri. Tak cuma itu, ntuk sebagian besar orang, sosok dengan warna kulit yang putih dan bercahaya dinilai lebih menarik.
Tak heran, kini banyak orang melakukan beragam treatmen untuk membuat kulitnya lebih putih bercahaya. Ada banyak cara yang dilakukan. Mulai dari suntik hingga treatmen mahal lainnya. Dan tren memutihkan kulit saat ini sedang banyak diikuti.
Tapi bagaimana tanggapan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Jonathan Subekti, Sp.KK, B.Med.Sc mengenai hal ini?
Lewat rubrik #TanyaDokter, ada yang menanyakan tentang, “Amankah melakukan suntik vitamin C dan kromosom? Apa efek sampingnya, dan benarkah bisa membuat kulit putih permanen? Yuk, simak jawaban dr Jonathan.
Baca Juga: #TanyaDokter: Jangan Pencet Bentolan Kecil Sampai Keluar Putih-putih
Jawab:
Saat ini memang banyak sekali tren untuk membuat kulit lebih putih dan cerah. Tapi perlu disadari untuk membuat penampilan cantik dan ganteng, tidak harus mengubah kulit jadi warna putih.
Kulit kita itu sawo matang, kecoklatan, nah dengan warna kulit, kulit kita diberi cara melindungi diri yang disebut pigmen. Dengan kulit yang berwarna coklat artinya itu pigmennya lebih banyak. Pigmen itu berfungsi melindungi kulit kita dari sinar matahari yang kuat di negara kita ini. Apabila pigmen tersebut dihilangkan, maka pigmen di kulit kita akan menghilang, sehingga pigmen di kulit kita jadi lebih sedikit. Apa yang terjadi? Ketika kita kena pancaran sinar matahari, radiasinya langsung masuk ke dalam kulit karena sudah tidak ada lagi pelindungnya.
Oleh karena itu, pada prinsipnya kita tidak menyarankan untuk melakukan pemutihan kulit.
Apabila pertanyaannya mengenai suntik vitamin C dan suntik kromosom, memang betul suntik vitamin C dapat membuat kulit lebih cerah tetapi tidak memutihkan. Dan mengenai suntik kromosom memang saat ini sedang tren, namun penelitiannya belum ada yang mendasari tren tersebut. Untuk itu, kami juga tidak menyarankan untuk pasien melakukan suntik kromosom.
