Keseringan Ngopi Bikin Osteoporosis, Kok Bisa?

Kopi hitam.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Maraknya kedai kopi lokal di Tanah Air membuat kebiasaan mengonsumsi kafein kian meningkat oleh berbagai kalangan. Terlebih, rasa dan kualitas kopi yang disuguhkan tak kalah dari merek-merek terkenal asal luar negeri.

Pengemudi yang Gagal Drift hingga Tabrak Starling dan Ojol Diamankan Polisi

Tetapi, perhatikan batas asupan kopi dalam sehari, ya. Sebab, mengonsumsi kopi yang artinya memasukan kandungan kafein ke tubuh tentu akan memberi dampak pada sisi kesehatan, termasuk tulang.

Mungkin akan banyak pertanyaan mengenai hal ini. Kopi biasanya dikaitkan dengan masalah lambung, bukan tulang. Namun, jika ditelusuri, nyatanya efek kafein bisa membuat kebutuhan tulang berkurang, lho.

Viral Starling Ketabrak Mobil Gagal Drift di Pondok Indah, Polisi Ungkap Faktanya

"Kita lihat, kopi ada efek samping meningkatkan untuk keluarkan urin atau sifatnya diuresis. Sering buang air ini? maka tidak saja air yang keluar tapi juga teman-temannya seperti mineral dan kalsium," ujar pakar gizi Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc, dalam acara virtual bertajuk CDR ajak perempuan Indonesia Cegah Osteoporosis dengan 3S, Kamis 22 Oktober 2020.

Baca juga: Jalan Kaki yang Benar untuk Turunkan Berat Badan, Begini Caranya

Macet Menuju Pelabuhan Merak Jadi Tontonan dan Membawa Berkah Bagi Warga Sekitar

Dengan sifat diuretik itu, kata Prof Saptawati, dikhawatirkan banyak cairan yang keluar sekaligus kalsium. Padahal, kalsium sangat dibutuhkan tulang dalam membantu mempertahankan kepadatannya sehingga meminimalisasi kondisi osteoporosis.

"Sehingga kalsium yang masuk tidak sempat diserap. Menyebabkan kalsium di darah berkurang dan meningkatkan risiko kalsium menurun ke tulang," paparnya.

Untuk itu, FDA merekomendasikan orang dewasa yang sehat membatasi asupan kafein sampai 400 miligram atau maksimal empat atau lima cangkir kopi per hari. Serta, tidak meminum kafein usai mengonsumsi kalsium dan vitamin D.

Ada pun kampanye 3 S ditekankan oleh Prof Saptawati yakni S yang pertama, kini saatnya bagi perempuan Indonesia untuk menjaga kesehatan tulang sejak dini. Sejak janin masih dalam kandungan, calon ibu harus mampu mencukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D.

Sediakan nutrisi yang cukup dan pola hidup yang sehat merupakan langkah penting (S kedua) untuk untuk mencegah Osteoporosis. Kalsium dan vitamin D bekerja secara sinergis untuk meningkatkan kesehatan tulang dalam jangka panjang.

Vitamin D terlibat dalam penyerapan kalsium di usus halus, tanpa asupan vitamin D yang cukup, bisa jadi penyerapan kalsium tidak maksimal. Vitamin D kemudian lebih mengoptimalkan dan menjaga kepadatan mineral tulang atau Bone Mineral Density (BMD), dan meningkatkan kekuatan otot.

"Dengan demikian, sesuai dengan S yang ke 3, perempuan Indonesia dianjurkan untuk mengkonsumsi suplementasi yang mengandung Kalsium dan Vitamin D tersebut. Suplementasi kalsium harus selalu diperhatikan terutama untuk anak-anak, remaja, wanita hamil dan lanjut usia," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya