Perparah Gejala COVID-19, Alasan Komorbid Tak Boleh Disepelekan

Ilustrasi lansia
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Komorbid atau penyakit penyerta menjadi salah satu faktor yang memperparah gejala COVID-19 pada pasien. Bahkan, 90 persen kematian pada pasien COVID-19 adalah mereka yang memiliki komorbid.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Karena itu, meski merasa sehat, jika memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga yang mengalami diabetes, hipertensi, penyakit jantung, ginjal atau stroke, untuk memeriksan diri ke dokter.

Baca juga: 7 Bentuk Gejala Ringan COVID-19 Paling Sering Dialami

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Lantas, kenapa komorbid bisa membuat COVID-19 menjadi semakin buruk? Menurut dokter spesialis penyakit dalam dr. Candra Wiguna, Sp. PD, salah satu faktornya adalah biasanya seseorang yang memiliki komorbid memiliki usia yang sudah lanjut. Sehingga, daya tahan tubuhnya lebih rendah dibanding usia muda.

"Kalau ada penyakit seperti hipertensi, diabetes, membuat daya tahan lebih rendah dari yang tidak diabetes," ujar Chandra dalam talskhow Satgas COVID-19 bersama BNPB, Kamis, 5 November 2020.

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Selain itu, seseorang yang memiliki penyakit gangguan jantung atau paru-paru, fungsi organnya sudah menurun dibandingkan yang belum mengalami penyakit. Sehingga, kondisi ini dapat meningkatkan derajat berat penyakit COVID-19 hingga meningkatkan angka kematian.

Chandra juga menyebut bahwa komorbid seperti penyakit hipertensi, paru-paru, atau ginjal akan lebih banyak mengalami gejala berat terutama sesak napas. Ini bisa mengakibatkan gagal napas hingga membutuhkan oksigen atau alat bantu napas. Bila kondisinya sudah sangat berat, bisa menyebabkan kematian.

Karena itu, Chandra menganjurkan agar mereka yang memiliki komorbid untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai penyakit mereka. Selain itu, konsumsi obat sangat diperlukan untuk mengendalikan penyakit.

Baca juga: Pasien COVID-19 Tanpa Gejala Kehilangan Antibodi Lebih Cepat

Jika khawatir berkunjung ke rumah sakit, Chandra mengatakan kalau layanan telemedicine bisa menjadi jalan keluar. Meski memiliki kekurangan tidak bisa memeriksa secara fisik, namun untuk berkonsultasi terutama masalah dosis obat, cara ini cukup efektif.

Seperti diketahui, jumlah kasus COVID-19 saat ini masih tinggi. Untuk itu, cara yang paling efektif dilakukan untuk mencegah penularan yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan jauhi kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.

#ingatpesanibu
#satgascovid19
#pakaimasker
#cucitanganpakaisabun
#jagajarak

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya