Gagal Jantung hingga Kematian, Bahaya Hipertensi Tak Dikelola

Ilustrasi hipertensi.
Sumber :
  • Pixabay/rawpixel

VIVA – Hipertensi merupakan kondisi yang seringkali tidak menimbulkan gejala. Karena itu, banyak yang tidak menyadari jika mereka punya hipertensi hingga sudah mengakibatkan kerusakan pada banyak organ.

Segar dan Wangi, Inilah Khasiat Daun Mint untuk Penderita Diabetes

Itu sebabnya, pengecekan tekanan darah harus dilakukan terutama mereka yang memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga yang pernah mengalami penyakit ini. Selain itu, pengobatan juga penting dilakukan untuk menjaga tekanan darah di batas normal.

Jika tidak ditangani atau diobati, hipertensi bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan lain.

5 Penyakit yang Sering Mengintai Usai Lebaran, Jangan Terlena Makan Opor dan Kue Kering!

Baca juga: Gak Nyangka, Mager Ternyata Jadi Biang Kerok Hipertensi

"Dari otak, mata, jantung, ginjal dan pembuluh darah tepi lainnya, seluruh organ yang disaluri oleh pembuluh darah bisa mengalami kerusakan karena hipertensi tidak dikelola dengan baik," kata dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K) dalam Virtual Media Briefing: Kelola Hipertensi, Cegah Gagal Jantung dan Kematian, belum lama ini.

Bukan Jam 7, Ini Waktu yang Tepat untuk Makan Malam

Selain itu, dampak hipertensi yang tidak dikelola dengan baik adalah timbul serangan jantung yang mengarah pada henti jantung hingga menyebabkan kematian.

Karena hipertensi, pembuluh darah koroner yang menghidupi jantung mengalami sumbatan sehingga otot jantung mengalami kerusakan. Kondisi ini bisa menimbulkan kematian, henti jantung, gangguan irama jantung atau efek lain seperti gagal jantung.

Baca juga: Turunkan Risiko Hipertensi, Siasati Penggunaan Garam Lewat Cara Ini

Dokter Ario menjelaskan, gagal jantung merupakan keadaan di mana jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik atau optimal. Kejadian gagal jantung menjadi faktor risiko paling banyak dari kondisi jantung koroner yang juga disebabkan oleh hipertensi. Selain itu, penyakit diabetes melitus, hiperkolesterolis, atau riwayat penyakit jantung juga menjadi faktor yang memicu gagal jantung.

Gagal jantung, lanjut dokter Ario, merupakan angka kejadian terbanyak di seluruh dunia. Menurut data di tahun 2020, ada 60 juta penduduk dunia yang mengalami gagal jantung. Dengan angka survival rate atau kesintasan yang menurun drastis seiring berjalannya waktu. Ini membuat angka kematian akibat gagal jantung sangat tinggi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya