Tak Punya Gejala Khas, Jenis Kanker Ini Paling Mematikan

Ilustrasi sel kanker.
Sumber :
  • Pixabay/skeeze

VIVA – Menurut data GLOBOCAN 2018, kanker paru di Indonesia menempati peringkat pertama sebagai kanker paling mematikan yang merenggut sebanyak 26.095 jiwa dari 30.023 kasus yang terdiagnosa di 2018.

Blak-blakan, Aldi Taher Ungkap Rahasia Sembuh dari Kanker

Artinya, tidak kurang dari 71 orang meninggal setiap hari karena kanker paru. Bahkan, selama lima tahun terakhir, kasus kanker paru di Indonesia meningkat sebesar 10,85 persen, sehingga menempatkan Indonesia pada zona serius.

Salah satu cara untuk menekan prevalensi kanker paru di Indonesia adalah dengan mengendalikan dan menurunkan prevalensi rokok serta mengendalikan polusi udara.

Pengurangan Bahaya Tembakau, Alternatif bagi Perokok Dewasa Beralih dari Kebiasaannya

Berdasarkan penelitian, sedikitnya 80-90 persen kematian akibat kanker paru di dunia disebabkan oleh asap rokok. Namun, selain berbahaya bagi perokok aktif, asap rokok juga merugikan perokok pasif atau second hand smoker.

Baca Juga: Ini Jenis Kanker Paru yang Paling Banyak Menyerang Perokok

Heboh Kopi Tanpa Kafein, Disebut Mengandung Bahan Pemicu Kanker

Ketua Pokja Kanker Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Prof. dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K),  mengatakan, di dalam asap rokok terdapat kandungan berbagai zat karsinogen dan mengotori udara, sedangkan udara juga banyak mengandung zat karsinogen.

"Udara dengan zat polusi itu tersebar di lingkungan. Akibatnya, orang yang tidak merokok berpotensi menghirup zat-zat karsinogen itu dan dapat menimbulkan berbagai penyakit paru, salah satunya kanker paru," ujarnya saat Edukasi Media Virtual #LUNGTalk, yang diselenggarakan Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru, Senin 23 November 2020.

Profesor Elisna mengungkapkan, gejala kanker paru sulit dibedakan dengan gejala berbagai penyakit paru lainnya, terutama gejala saluran napas karena tidak khas, bisa dengan gejala batuk lama, batuk darah, sesak napas, atau nyeri dada.

"Namun kadang muncul dengan gejala lain, seperti menurunnya berat badan, demam tidak terlalu tinggi tapi tidak respons dengan obat penurun panas. Karena gejala tidak khas, maka sering terabaikan sehingga kanker tersebut telah berada pada stadium lanjut," tuturnya.

Menurut Elisna, tak hanya perokok aktif, perokok pasif juga bisa terkena kanker paru. Bahkan kadang, kanker paru tersebut berjenis sekunder, yaitu kanker dari organ tubuh lain yang menyebar ke paru.

"Biasanya, kanker yang sering menyebar ke paru dari organ-organ tertentu seperti kanker payudara, ovarium, serviks, tulang, usus besar, prostat, dan testis," kata Prof. dr. Elisna Syahruddin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya