Heboh Tren Melahirkan di Rumah Saat Pandemi, Amankah?

Ilustrasi melahirkan bayi.
Sumber :
  • Pixabay.com/cynthia_groth

VIVA – Rumah dianggap menjadi tempat yang paling aman untuk mencegah penyebaran COVID-19. Hal ini kerap membuat masyarakat salah persepsi, khususnya saat tengah hamil dan memilih melahirkan di rumah. Apakah aman?

Ceritakan Pengalaman Mistis, Inul Daratista Pernah Muntah Darah

Dituturkan dokter spesialis kandungan, dr. Merwin Tjahjadi, Sp.OG, melahirkan di rumah bisa memberi banyak risiko serta bahaya yang sulit diprediksi.

Salah satunya, efek dari perdarahan yang terjadi secara berlebihan dan tak ditangani dengan cepat.

Rumah Digruduk Warga, Via Vallen Tetap Santai Update Sosmed Tentang Kehamilan

"Robekan luas misalnya, itu juga menjadi risiko saat melahirkan di rumah. Karena saat melahirkan, robekan sangat luas bisa terjadi dan membuat perdarahan banyak. Jari, terlambat penanganan bisa berisiko pada kematian," ujarnya dalam acara virtual bersama RS Pondok Indah, Jakarta.

Selain itu, bahaya lain yang mengintai terjadi jika plasenta tak dapat dilahirkan dengan cepat. Hal ini juga berisiko pada perdarahan yang berakibat fatal. Saat jelang persalinan, pemeriksaan detak jantung juga sangat penting.

Alyssa Soebandono Unggah Foto Anak Ketiga yang Baru Lahir dan Ungkap Namanya

"Apabila detak jantung ibu atau janin menurun, itu harus dilakukan penanganan segera dan itu hanya bisa dilakukan di rumah sakit," paparnya.

Sama halnya dengan tren waterbirth atau persalinan dengan berendam dalam air di rumah. Cara tersebut memungkinkan pemantauan pada detak jantung sulit dilakukan sehingga tidak dianjurkan.

"Melahirkan di rumah banyak hal yang tidak bisa diprediksi. Apabila terjadi perdarahan dan sebagainya, itu risikonya besar. Jadi tetap disarankan melahirkan di rumah sakit. Tentu di era new normal fasilitas kesehatan sudah belajar untuk menjalankan protokol kesehatan agar bisa melahirkan aman," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya