- Pexels
VIVA – Sudah berbulan-bulan sejak penerapan PSBB dilakukan di Ibu Kota dan beberapa daerah lain di Tanah Air akibat pandemi COVID-19 yang masih melanda. Karena itu pula, beraktivitas di rumah menjadi pilihan paling aman di samping menjalankan protokol kesehatan 3M. Tapi, hati-hati, ada di rumah terus harus jaga hati dan emosi. Karena, jika tak sabar, pertengkaran antar pasangan bisa memicu konflik hingga perceraian.
Tak bisa dipungkiri, di rumah sepanjang waktu ternyata bisa menambah panjang masalah yang mungkin terjadi, seperti pertengkaran pasangan atau keluarga. Bahkan, bisa berujung pada konflik yang parah sampai berujung ke perceraian. Kok bisa?
"Saya sering sekali temukan konflik di rumah tangga terutama suami istri. Penyebabnya karena perubahan keadaan yang terjadi ketika sebelumnya suami istri ketemunya pagi dan sore atau malam saja, ketika bertemu bersama-sama hampir 24 jam itu memicu berbagai konflik, gesekan, yang berujung konflik keluarga, bahkan rencana perceraian," jelas Psikiater, dr. Lahargo Kembaren SpKJ, dalam acara Hidup Sehat, tvOne.
Lahargo menyebut, konflik besar biasanya dipicu dari hal sepele yang sebenarnya sudah ada sejak lama. Seperti ketika rasa masakan yang diolah terlalu asin dan dikritik lalu membuat pasangan tersinggung.
"Konflik bisa masalah interest aja. Makanan terlalu asin atau pedas aja. Ada masalah di kantor dan emosinya dibawa ke rumah bisa juga jadi sumber konflik. Pemakaian gadget dengan waktu berlebihan, asik dengan gadget di rumah bisa picu konflik," jelasnya.
Untuk itu, diperlukan pencegahan agar konflik yang timbul bisa segera diredam dengan saling berkomunikasi dengan baik dan tenang. Cara paling utama adalah dengan mengenali sumber masalahnya, apakah berasal dari emosi diri sendiri atau sumber dari luar diri atau pasangan.
"Kenali sumbernya apa dan coba untuk mengatasinya agar konflik ini bisa jadi potensi agar saling mengenal dan bonding makin baik agar resiliensi keluarga makin berkembang," tuturnya.