Kasus COVID-19 Meningkat, IDI Ungkap Masalah yang Dihadapi Indonesia

Grafik info statistik kasus COVID-19 di Indonesia
Sumber :
  • covid19.go.id

VIVA – Rekor penambahan kasus virus corona atau COVID-19, kembali terjadi di Indonesia. Pada Minggu, 29 November 2020, tercatat ada penambahan kasus positif harian sebanyak 6267 kasus baru. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Daeng M. Faqih, SH, MH, mengatakan, masyarakat harus mengetahui bahwa persoalan yang paling penting dari COVID-19 adalah percepatan penularannya. 

"Karena kita tahu, kalau kesembuhan pasien yang dirawat bagus, bisa 83 persen lebih. Angka kematiannya sudah bisa ditetapkan dari pernah 8-9 persen, sekarang bisa 3,1 sekian persen, meskipun angka dunia 2,3 persen. Tapi, upaya kita udah bagus banget menekan angka kematian," ujarnya di YouTube BNPB Indonesia, Senin 30 November 2020. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Namun, dokter Daeng mengungkap, angka penularan COVID-19 masih terus melonjak. Daeng kembali menekankan bahwa masalah besar dari virus corona yang dihadapi Indonesia adalah kecepatan penularannya. 

"Bahkan yang dikatakan terjadi banyak mutasi, itu justru meningkatkan kecepatan penularan. Meskipun Alhamdulillah, menimbulkan kematian itu memang mutasi itu tidak berpengaruh, tapi yang berpengaruh pada kecepatan penularan. Jadi, semakin cepat penularannya," lanjut dia. 

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Menurut Daeng, penambahan kasus COVID-19 ini terjadi akibat kecepatan penularan. Untuk itu, Daeng mengimbau masyarakat agar disiplin terhadap protokol kesehatan.

"Mohon maaf kalau boleh dikatakan masyarakat itu harus disiplin menghambat penularan ini, karena ini strategi preventif, pencegahan dengan 3M. Dan 3M ini tugas kita bersama, sehingga kalau kita tidak komitmen untuk melakukan pencegahan penularan bersama-sama, seterusnya akan terjadi penularan yang tinggi seperti itu," kata dia. 

Jika peningkatan kasus terus terjadi, Daeng mengatakan hal ini akan menjadi beban berat untuk rumah sakit, termasuk petugas kesehatan. Ini akan menempatkan petugas medis pada risiko penularan, bahkan gugur karena menangani pasien COVID-19. 

"Dokter saja dengan meningkatnya angka yang tinggi ini, dilaporkan banyak yang gugur. Sekarang sampe 180 dokter yang gugur," ungkapnya. 

Oleh karena itu, Daeng meminta pada masyarakat agar tetap berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan 3M. 

"Jadi, mohon kita sebagai masyarakat, ayo komitmen bareng-bareng. Terutama pimpinan-pimpinan masyarakat, karena mereka ditiru dan didengar oleh anggota masyarakatnya. Ayolah kasih contoh, komitmen lakukan protokol kesehatan 3M. Jangan sampe lengah, kalau lengah kita khawatir ke depan akan semakin tinggi bukan semakin landai," tutup dr. Daeng M. Faqih.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya