Inggris Kembangkan Tes COVID-19 Baru, Lebih Efektif Dibanding Swab

Ilustrasi virus corona/COVID-19/laboratorium.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Baru-baru ini sebuah perusahaan asal Inggris menciptakan jenis tes virus corona atau COVID-19 terbaru. Jenis tes COVID-19 tersebut dapat dilakukan tanpa memerlukan usap (swab) hidung atau tenggorokan, yang terbukti sangat efektif dalam mengidentifikasi kasus infeksi, termasuk untuk orang yang tidak menunjukkan gejala, kata pemerintah Inggris, Selasa, 1 Desember 2020.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Tes tersebut adalah Tes RT-Lamp, yang dibuat oleh perusahaan swasta Inggris, OptiGene. Tes ini telah dipelajari dalam program percontohan di Kota Southampton di Inggris bagian selatan. Di mana tes digunakan untuk menguji beberapa staf layanan kesehatan serta 55.000 orang yang terhubung ke universitas setempat.

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele Cuci Tangan, Lindungi dari Bahaya COVID-19

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Kami telah menunjukkan melalui studi yang dilakukan dengan cermat bahwa tes LAMP OptiGene cepat, andal dan mudah digunakan, dan bergantung pada format pengujian dapat bekerja langsung dengan sampel air liur serta dengan penyeka," kata Kepala petugas ilmiah untuk Inggris di National Health Service's Test and Trace programme, Dr Sue Hill seperti dikutip dari laman Asiaone, Rabu, 2 Desember 2020.

Lamp adalah singkatan dari loop-mediated isothermal amplification, sebuah teknologi yang digunakan untuk memproses pengujian. Uji ini dapat memberikan hasil lebih cepat daripada uji PCR standar emas yang umum digunakan. Dalam program percontohan di Southampton, tes digunakan dalam empat konfigurasi berbeda, yang melibatkan penyeka serta air liur.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Kementerian Kesehatan Inggris mengatakan bahwa tes Lamp ditemukan memiliki sensitivitas 79 persen dan spesifisitas 100 persen. Artinya tes tersebut efektif dalam mengidentifikasi orang yang menularkan penyakit dan kemungkinan besar menularkan penyakit.

“Dalam sampel dengan viral load lebih tinggi, sensitivitas tes meningkat menjadi 94 persen untuk air liur dan 100 persen untuk usapan,” kata Kementerian Kesehatan Inggris.

Sensitivitas menunjukkan proporsi orang dengan penyakit yang dites positif. Sedangkan, kekhususan mengacu pada proporsi orang tanpa penyakit yang hasil tesnya negatif. Pengukuran juga digunakan untuk menentukan tingkat positif palsu dan negatif palsu.

Di sisi lain, Profesor Keith Godfrey dari Unit Epidemiologi Universitas Southampton, yang memimpin sebagian dari uji coba tersebut, mengatakan bahwa tingkat penerimaan di kalangan mahasiswa sangat tinggi. Begitu pula reaksi positif terhadap tes tersebut.

"Proyek Lamp air liur di Southampton terbukti sangat mudah digunakan oleh mahasiswa, dan sangat populer di kalangan orang tua dan staf," katanya.

Seperti diketahui, jumlah kasus COVID-19 saat ini masih tinggi. Untuk itu, cara yang paling efektif dilakukan untuk mencegah penularan yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan jauhi kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.

#ingatpesanibu
#satgascovid19
#pakaimasker
#cucitanganpakaisabun
#jagajarak

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya