CDC Pangkas Durasi Karantina COVID-19 Jadi 7-10 Hari

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengumumkan akan mempersingkat alternatif karantina yang direkomendasikan untuk orang-orang yang kontak dengan pasien COVID-19. CDC sebelumnya merekomendasikan karantina selama 14 hari.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Manajer insiden COVID-19 CDC, Dr. Henry Walke, mengatakan CDC tetap merekomendasikan karantina 14 hari sebagai cara terbaik untuk mengurangi risiko penyebaran virus corona. Namun, dia mengatakan badan tersebut telah mengidentifikasi dua alternatif yang dapat diterima.

Baca Juga: Efektif Hingga 95 Persen, Apa Kandungan Vaksin COVID-19 Pfizer?

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Karantina dapat berakhir setelah 10 hari jika orang tersebut tidak menunjukkan gejala apa pun. Kemudian, dapat berakhir setelah hanya tujuh hari, jika orang yang tidak menunjukkan gejala juga dinyatakan negatif untuk virus tersebut. Dia menambahkan, sampel untuk tes negatif harus dikumpulkan dalam waktu 48 jam sejak hari terakhir karantina.

"Kami terus menyempurnakan pedoman kami untuk mencegah penularan dan melindungi orang Amerika," kata Walke dikutip dari CNBC, Kamis, 3 Desember 2020.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

“Mengurangi durasi karantina dapat memudahkan orang untuk mengikuti tindakan kesehatan masyarakat yang kritis, dengan mengurangi kesulitan ekonomi yang terkait dengan jangka waktu yang lebih lama. Terutama jika mereka tidak dapat bekerja selama waktu tersebut," jelasnya.

Walke menambahkan bahwa pejabat kesehatan setempat dapat menyesuaikan rekomendasi badan tersebut agar sesuai dengan situasi yurisdiksi mereka. Dia mengatakan , erlepas dari lamanya karantina, orang harus memantau gejala mereka sendiri selama 14 hari penuh setelah terpapar virus.

Kepala petugas medis untuk tanggapan COVID-19 CDC, Dr John Brooks, mengatakan bahwa mengakhiri karantina setelah 10 hari tanpa tes negatif menyebabkan sekitar 1 persen risiko penyebaran virus ke orang lain. Setelah karantina tujuh hari dengan hasil tes negatif, ada sekitar 5 persen kemungkinan penyebaran virus.

Karantina yang direkomendasikan berlaku untuk mereka yang dianggap melakukan ‘kontak dekat’ dengan pasien COVID-19. CDC mendefinisikan kontak dekat sebagai seseorang yang berada dalam jarak 6 kaki (1,8 meter) dari orang yang terinfeksi untuk total kumulatif 15 menit atau lebih, selama periode 24 jam. Mulai dari 2 hari sebelum onset penyakit atau hasil tes positif.

Alasan untuk mengumumkan opsi karantina yang dipersingkat didasarkan pada masyarakat yang sudah patuh pada protokol kesehatan. Dia menambahkan bahwa CDC telah mendengar laporan dari departemen kesehatan masyarakat setempat tentang orang-orang yang keluar dari karantina lebih awal setelah terpapar virus.

“Dalam situasi di mana kasus meningkat, itu berarti jumlah kontak meningkat, dan jumlah orang yang membutuhkan karantina meningkat. Itu beban yang banyak. Bukan hanya masyarakat yang harus menjalani karantina, tapi juga kesehatan masyarakat,” ucapnya.

“Kami yakin bahwa jika kami dapat sedikit mengurangi beban, menerima bahwa itu datang dengan biaya yang kecil, kami membuat kepatuhan yang lebih besar secara keseluruhan dengan orang-orang,” tambahnya.

Di sisi lain, pakar epidemiologi, Saskia Popescu, mengatakan bahwa CDC perlu mempertimbangkan risiko atau manfaat dari pemangkasan durasi karantina COVID-19. Ia lantas menyarankan agar masyarakat tetap menjalankan protokol serta menunda liburan.

“CDC merekomendasikan bahwa cara terbaik untuk melindungi diri sendiri dan orang lain adalah dengan menunda perjalanan dan tinggal di rumah. Jika Anda memutuskan untuk bepergian, CDC merekomendasikan agar para pelancong mempertimbangkan untuk menjalani tes satu hingga tiga hari sebelum perjalanan dan sekali lagi, tiga hingga lima hari setelah perjalanan," ujarnya.

Seperti diketahui, jumlah kasus COVID-19 saat ini masih tinggi. Untuk itu, cara yang paling efektif dilakukan untuk mencegah penularan yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan jauhi kerumunan serta Mencuci Tangan Pakai Sabun.

#ingatpesanibu
#satgascovid19
#pakaimasker
#cucitanganpakaisabun
#jagajarak

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya